***
Putraindonews.com – Jakarta | Lebih dari 75 lembaga filantropi dan komunitas kemanusiaan membentuk perkumpulan filantropi bernama Filantropi Muda Indonesia ( FMI ).
Salah satu tujuan utama dari perkumpulan ini digagas adalah, sebagai sarana untuk menyatukan visi, sinergitas dan kolaborasi antar lembaga filantropi yang ada di Indonesia.
“Kami berharap kehadiran Filantropi Muda Indonesia ini bisa menjadikan sebuah kekuatan yang selama ini bersifat individu lembaga menjadi sebuah kekuataan dalam semangat kebersamaan yang bisa berkelanjutan untuk membangun negeri ini.” kata Ahmad Zaki , Ketua Perumus Filantropi Muda Indonesia di sela-sela acara soft Launching di Hotel Arosa, Jalan Veteran, Bintaro, Jakarta Selatan. Selasa (27/9/2022) .
Selanjutnya Ahmad Zaki mengatakan, pembentukan tersebut merupakan momentum yang luar biasa bagi para pegiat sosial kemanusiaan.
Pasalnya perkumpulan ini kedepannya bisa membantu berbagai gerakan kepedulian di Indonesia agar misi kebaikan terwujud, sehingga lembaga filantropi menjadi lebih kokoh dan berdampak kepada masyarakat.
Demi kematangan ide, visi dan misi, tambah Zaki, ide perumusan untuk mendirikan FMI ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
“Alhamdulillah perkumpulan ini terbentuk setelah sebelumnya dalam satu tahun belakangan ini kami saling komunikasi dan membuat pertemuan untuk mematangkan visi dan misi bersama.” ujarnya.
Sementara itu, Pendiri Dompet Dhuafa, Erie Sudewo yang turut hadir menjelaskan tentang bagaimana nilai, ruh dan culture sebagai salah satu hal penting dalam merawat organisasi.
Dengan demikian kata Erie, hal itu bisa meneguhkan sikap kita dalam mengentaskan kemiskinan dan pembangunan masyarakat di Indonesia.
Kejujuran dengan disertai iman merupakan nilai dan perilaku yang sangat penting dalam membangun peradaban.
Ketika membangun peradaban tanpa iman maka kita membangun peradaban materi,” tutur Erie.
Selanjutnya, Erie juga menganjurkan kepada filantropist muda untuk belajar ekonomi syariah serta membuat program yang masterpiece dalam menyalurkan program.
Dalam kesempatan yang sama, Ustadz Fairuz Ahmad yang dikenal akrab oleh para relawan kemanusiaan mengatakan bahwa menjadi relawan itu harus memahami situasi dan kondisi. Dengan demikian semua persoalan di lapangan bisa teratasi.
“Menjadi Relawan Kemanusiaan tentunya perlu memperhatikan kapan mereka harus ngegas dan kapan mereka harus mengerem, “ucapnya singkat.
Turut hadir juga di acara tersebut Anang Herdiana selaku Ketua Panitia dan Ardhi Maulana dari Project Manager 3 Forum Zakat (FOZ).
Sementara itu hadir juga perwakilan dari lembaga flantropi dan komunitas sosial kemanusiaan dari berbagai daerah baik Jakarta, Bogor, Karawang, Sukabumi, Pandeglang, Bandung, Riau maupun kota lainnya .
Sekilas FMI
FMI ini terbentuk berawal dari berkumpulnya puluhan lembaga filantropi maupun Komunitas sosial kemanusiaan yang masih berusia sangat muda.
Dalam beberapa kali pertemuan para anggota lembaga dan komunitas tersebut belajar bersama sama mengikuti berbagai kegiatan Capacity Buidling yang tergabung dalam suatu forum bernama “Belajar Bareng”, suatu wadah edukasi serta silaturahim dan komunikasi antar filantropist muda.
Filantropi Muda Indonesia adalah wadah berhimpunnya sejumlah lembaga flantropi Start Up dalam menyelesaikan problematika kemanusiaan yang ada dimasyarakat melalui percepatan kolaborasi kebaikan dan berjejaring.
FMI ini mengusung visi menjadi perkumpulan filantropi yang profesional dan terpercaya ditingkat Asia melalui peningkatan produktivitas anggotanya. Red/HS
***