MENKO POLHUKAM MENGIKUTI UPACARA DENGAN BAJU TRADISIONAL MADURA

PUTRAINDONEWS.COM

JAKARTA | Menko Polhukam Mahfud MD mengikuti upacara virtual perayaan Kemerdakaan 17 Agustus melalui video Conference dari Kantor Kementerian Politik Hukum dan Keamanan bersama jajaran terbatas dan protokol Covid-19.

Menko didampingi oleh Sekretaris Menko, Para Deputi, Para Staf Ahli dan Staf Khusus. Jika para staf militer menggunakan pakaian dinas upacara, maka pada upacara dalam kondisi pandemic Covid-19 ini, tampak Menko tampil menggunakan pakaian khas Madura. Baju Sakera.

“Indonesia kan bersatu dalam keberagaman, beragam kedaerah dan keagamaan. Yang bisa ditunjukkan secara fisik salah satunya dengan busana tradisional, alhamdulilah sekarang saya bisa ikut. Ya saya kan orang Madura, jadi dalam kesempatan baju tradisional ini, saya menggunakan baju khas Madura ini.” Ujar Menko.

BACA JUGA :   Covid-19 Meningkat Tajam, Kab. Manggarai Batasi Kegiatan Perkantoran dan Pendidikan

Baju Sakera, menurutnya memiliki makna khusus. Baju tersebut terdiri dari baju hitam longgar atau Pesa’an dan celana hitam longgar atau Gomboran.

Warna hitam melambangkan sikap gagah dan pantang menyerah. Ini merupakan sifat kerja khas dari rakyat Madura. Sedangkan bajunya yang serba longgar melambangkan kebebasan dan keterbukaan orang Madura. Selain itu, bentuk baju yang sederhana melambangkan kesederhanaan.

Kemudian kaosnya yang unik dengan motif garis merah putih, memperlihatkan sikap tegas dan semangat juang tinggi orang Madura dalam menghadapi segala hal.

BACA JUGA :   Fransiscus Go Dukung Ayodhia Kalake Ajak Investor Masuk NTT

“Ini baju khas tukang sate Madura ini, orang Madura semua bangga Indonesia merdeka. Sekarang semua anak, anak tukang sate, anak petani bawang, kini karena Indonesia merdeka bisa jadi Jenderal, bisa jadi dokter, professor, bisa jadi apa saja. Karena itu kita harus terus mensyukuri nikmat kemerdekaan,” Tutur Mahfud tentang kemerdekaan Indonesia.

Mahfud MD juga menggunakan ikat kepala kain atau Odheng. Ujung simpul berbentuk huruf alif, penanda keesaan tuhan, menunjukkan ketaatan masyarakat Madura sebagai pemeluk Islam. Red/Ben

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!