Miris, Dari 32 Desa Wisata hanya 4 Desa yang Bergerak, Sekda SBD: Roh Pariwisata Harus Terus Menyala

Putraindonews.com – NTT | Kabupaten Sumba Barat Daya muncul sebagai salah satu Primadona baru Pariwisata di Indonesia.

Namun, kemajuan Pariwisata di Sumba Barat Daya masih tergolong pasang surut, pasalnya dari sekian banyaknya Destinasi Wisata yang menakjubkan Sumba Barat Daya ternyata belum mampu di Kelola oleh Pemerintah secara totalitas.

Dari 32 Desa Wisata yang ada di Sumba Barat Daya hanya 4 Desa yang secara riil sudah mulai mengembangkan diri. Empat Desa Mintra Konsorsium Gita Pertiwi (KGP) dan 1 Desa Mengembangkan diri secara mandiri.

Adapun 4 Desa yang sudah berjalan yakni Desa Maliti Bondo Ate Kecamatan Kodi Bangedo, Desa Pero Konda Kecamatan Kodi, Desa Tema Tana Kecamatan Wewewa Timur dan Desa Karuni Kecamatan Loura.

BACA JUGA :   Canangkan Daerah Bebas Pungli di Bengkulu, Mahfud MD Minta ASN Tidak Makan Uang Rakyat

Kondisi Pengelolaan Pariwisata di Sumba Barat Daya yang belum optimal ternyata bukan tanpa sebab, dalam kegiatan Seminar dan Pameran Desa Wisata Sumba Barat yang digelar oleh Konsorsium Gita Pertiwi di Aula SMK Pancasila, Sekda Fransiskus M. Adilalo menyampaikan bahwa Pemda SBD memiliki keterbatasan anggaran dalam menghidupkan Pariwisata. Sabtu (26/8).

Sekda Fransiskus meyakini, kendati mengalami keterbatasan anggaran namun tidak menyudutkan semangat untuk terus berusaha.

“Anggaran yang ada di SBD berdasarkan postur APBD di tahun 2023 ada 1 Triliun 137 Milyar. Kedepannya jika 1 Triliun dilokasikan untuk Pariwisata maka wajah Wisata di Sumba Barat Daya pasti berubah,” pungkasnya penuh yakin.

BACA JUGA :   TERKAIT PENYAKIT YANG DIDERITA USTAZ MAAHER, Polri Sebut Pihak Keluarga Sudah Mengetahui

Dalam kegiatan yang berlangsung meriah, turut bicara Aleks Rangga Pija Kepala Sekolah SMK Pancasila Sumba Barat Daya.

Ia menanyakan peran seluruh Kepala Desa di Sumba Barat Daya, menurutnya, melalui Anggaran Dana Desa (ADD) Desa mampu mengembangkan Wisata yang ada di desa masing-masing.

“Dari 32 desa wisata hanya 4 desa yang bergerak, trus desa yang lain kemana? Apakah tidak dapat ADD?,” ungkapnya di Aula SMK Pancasila. Red/Nov

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!