***
Putraindonews.com – Jakarta | Publik diharapkan tetap waspada terkait modus baru pembobolan m-banking. Pakar keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, mengungkap modus baru yang sedang marak tersebut dengan cara menggunakan surat undangan pernikahan palsu.
“Surat undangan pernikahan itu sebenarnya mengandung APK (berkas paket aplikasi Android yang digunakan untuk mendistribusikan dan memasang software dan middleware ke ponsel) dari luar Play Store yang jika diinstal akan mencuri kredensial One Time Password atau OTP dari perangkat korbannya,” katanya lewat keterangan tertulis, dikutip Tempo, Sabtu (28/1).
Menurut Alfons, ketika APK Android berbahaya ini dijalankan, sebenarnya akan muncul beberapa peringatan. Dia mencontohkan seperti menginstal aplikasi dari luar Play Store sangat berbahaya dan tidak disarankan.
Saat peringatan itu diabaikan, kata dia, peringatan lain akan tetap muncul ketika memberikan akses SMS kepada aplikasi yang ingin diinstal. “Termasuk data dokumen dan foto perangkat kepada aplikasi berbahaya yang diinstal tersebut,” beber Alfons.
Namun, kemungkinan besar karena masyarakat tidak terbiasa memperhatikan peringatan saat instal aplikasi, maka aplikasi jahat pencuri data ini akan tetap terinstal dan menjalankan aksinya.
Karena pengguna ponsel biasanya mudah sekali memberikan persetujuan (Allow) tanpa membaca dengan teliti dan mengerti akibat dari persetujuan yang diberikan.
Alfons menjelaskan, bahwa dengan instal aplikasi jahat itu tidak cukup untuk mengakses akun mobile banking korbannya.
Karena mengakses akun mobile banking membutuhkan user ID, password M-Banking, PIN persetujuan transaksi, dan OTP yang didapatkan melalui APK jahat ini.
“Jadi yang menjadi pertanyaan besar adalah dari mana kriminal ini bisa mendapatkan kredensial mobile banking korbannya,” kata Alfons.
Dengan asumsi data pengguna m-banking ini sudah bocor, maka salah satu hal darurat yang harus dilakukan adalah segera mengganti password dan PIN persetujuan transaksi. Jika masih ragu, pertimbangkan untuk mengganti akun m-banking atau memilih penyedia m-banking dengan pengamanan lebih baik.
Sebenarnya, jika bank menerapkan sistem dan prosedur dengan baik dan cerdik, penjahat akan kesulitan mengambil alih akun m-banking. “Sekalipun berhasil mendapatkan semua kredensial dan OTP persetujuan transaksi,” ujarnya.
Sementara itu, kepada bank penyedia layanan m-banking, Alfons menyarankan untuk menerapkan verifikasi What You Have untuk perpindahan akun m-banking ke ponsel baru atau nomor ponsel baru.
Jadi jangan mengandalkan verifikasi What You Know saja untuk memindahkan akun m-banking ke ponsel atau nomor ponsel baru.
“Verifikasi What You Have ini contohnya adalah verifikasi kartu ATM, KTP asli, fisik pemilik rekening. Sedangkan verifikasi What You Know adalah user ID, password, PIN persetujuan transaksi, dan kode OTP,” pungkasnya. Res/HS
***