Putraindonews.com – Sulsel | Perpustakaan Nasional RI melalui Pusat Pembinaan Pustakawan kembali menggelar Orasi Ilmiah Pustakawan Ahli Utama (Pustama), yang diadakan di Aula Perpusnas RI, Jalan Medan Merdeka Selatan No 11, Jakarta, Senin, 18 September 2023.
Nasyidah, S.Sos, M.AP, Pustama pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan salah seorang yang tampil menyampaikan orasinya.
Orasi Ilmiah ini menjadi ajang pengukuhan bagi Pustakawan Ahli Utama dengan agenda pembacaan naskah Orasi Ilmiah. Tentu diharapkan, kegiatan orasi ilmiah ini dapat menjadi sarana transfer ilmu pengetahuan untuk ikut mewujudkan pustakawan yang kompeten, profesional dan akuntabel.
Ada 6 Pustakawan Ahli Utama menyampaikan orasi ilmiah. Selain Nasyidah, S.Sos, M.AP. Dispusip Provinsi Sulawesi Selatan), ada juga Dr Ahmad Masykuri, SS, MM (Perpusnas RI), Drs Budiyono, M.IP (Dispusip Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta), Soekaryo, SH, MM (Dispusip Provinsi Jawa Timur), Drs Abimanyu Poncoatmojo Iswinarno, MM (Dispusip Provinsi Jawa Timur), dan Dra Nyoman Suwidiadi (Setda Provinsi Bali)
Nasyidah yang ditetapkan sebagai Pustama berdasarkan SK Presiden Nomor 53/K Tahun 2020, tanggal 27 Oktober 2020 itu, menyampaikan orasi dengan judul “Pengembangan Model Layanan Perpustakaan Ibu dan Anak Sebagai Strategi Transformasi Perpustakaan yang Berkelanjutan. Layanan Perpustakaan Ibu dan Anak ini merupakan yang pertama di Indonesia. Layanan ini dibangun tahun 2020, saat DPK Provinsi Sulawesi Selatan dipimpin Moh Hasan Sijaya.
Nasyidah memaparkan orasinya tentang Layanan Perpustakaan Ibu dan Anak sebagai best practice yang menjadi model/prototipe. Namun, menurutnya, bila nantinya akan direplikasi maka perlu memperhatikan beberapa hal. Yakni, soal kejelasan batasan usia anak yang jadi sasaranan layanan ini, mengingat usia anak berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak adalah sampai 18 tahun. Meski begitu, ia setuju bila fokus layanan pada anak usia PAUD hingga SD.
Wanita kelahiran Watampone, Kabupaten Bone, tanggal 27 Mei 1961 itu juga mengusulkan agar dilakukan pengelompokan koleksi dan alat permainan edukatif (APE), jam operasional yang tetap buka pada akhir pekan dan hari libur. Supaya perpustakaan bisa jadi tempat rekreasi edukatif bagi keluarga.
Aspek lain yang disarankan oleh Nasyidah, yakni suasana tematik dan bernuansa lokal, dengan menghadirkan lanskap alam, ornamen dan ragam hias daerah serta kerajinan dan replika alat musik tradisional. Bila perlu juga ditampilkan aksara-aksara Nusantara, seperti aksara lontaraq, sehingga anak-anak dibawa ke imajinasi masa silam leluhurnya.
Dia juga menyampaikan perlunya pustakawan dan perpustakaan proaktif dan kreatif membuat program, melakukan kegiatan literasi melalui konten kreatif dengan memanfaatkan semua platform digital. Juga perlunya berjejaring dan berkolaborasi, serta membuat data terpilah, yang akan bermanfaat bagi penyusunan program Layanan Perpustakaan Ibu dan Anak.
Nasyidah menyampaikan pemikirannya itu berdasarkan pengalamannya sebagai pustakawan lebih dari 36 tahun. Di hadapannya ada Kepala Perpusnas RI, Drs Muhammad Syarif Bando, MM, jajaran pimpinan tinggi madya dan pratama, serta pustakawan dan tamu undangan. Hadir pula suaminya, Syamsuddin Bakry, SE, juga pustakawan pada DPK Provinsi Sulawesi Selatan. Orasi ilmiah ini juga disiarkan secara daring melalui link Zoom Meeting dan live streaming YouTube Pembinaan Pustakawan.
Kepala Perpusnas RI, Muhammad Syarif Bando, menyampaikan bahwa sampai tahun 2023 ini, sudah ada 46 Pustakawan Ahli Utama yang menyampaikan orasi ilmiah. Nasyidah merupakan orang pertama dari Sulawesi Selatan, yang menyampaikan orasi ilmiah selaku Pustama di Perpusnas RI. Di Sulawesi Selatan, ada 2 Pustama, sedangkan untuk seluruh Indonesia tercatat ada sebanyak 51 orang. Red/RT