JAKARTA | Acara pameran dari rumah yang diikuti seniman dan perupa dari berbagai daerah diharap mendatangkan dampak positif lebih besar bagi pelaku ekonomi kreatif subsektor seni rupa.
Plt. Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Josua Simanjuntak dalam webinar dengan tema Bincang Kreatif Seni Rupa Indonesia Pameran Dari Rumah, Jumat (6/6/2020) mengatakan, program ini diharapkan tidak berhenti pada stimulus pembuatan karya saja. Tetapi menjadikan stimulus ini bisa dikelola lagi lebih jauh, sehingga menciptakan _snow ball effect_ yang bisa dirasakan lebih banyak lagi bagi pelaku kreatif khususnya subsektor seni rupa.
“Dari karya tersebut nantinya bisa dimonetisasi, sehingga bisa membantu ekosistem seni rupa lainnya. Kami terus memikirkan bagaimana karya ini bisa membantu ekosistem para pekerja di subsektor seni rupa. Hal inilah sebenarnya yang menjadi tujuan utama dari kegiatan pameran dari rumah,†ujar Josua.
Pameran dari rumah merupakan stimulus yang diberikan Kemenparekraf/Baparekraf kepada perupa atau pelaku ekonomi kreatif di subsektor seni rupa agar tetap aktif membuat karya dari rumah di masa pandemi COVID-19.
“Stimulus ini berupa tantangan bagi para perupa untuk tetap menghasilkan karya dari rumah. Sebanyak 150 karya dari seniman yang telah terpilih dan dikurasi nantinya akan diberikan uang tunai. Hasil karya mereka juga akan ditampilkan melalu media sosial dan dicantumkan harga dan perupa yang membuatnya, sehingga nantinya dapat diapresiasi oleh masyarakat,†katanya.
Pada kesempatan yang sama, Pegiat Ekonomi yang juga salah satu kurator Pameran Dari Rumah Irawan Karseno menjelaskan antusias para perupa untuk ikut program pameran dari rumah sangat besar, tercatat ada 500 karya lebih dari perupa yang masuk. Karya-karya tersebut nantinya terpilih 150 yang akan mendapatkan stimulus dari pemerintah.
Ia juga menjelaskan, hasil karya dari para perupa tersebut diharapkan bisa menyajikan semacam galeri secara daring. Yang memberikan informasi, sejarah, hingga harga dari karya-karya perupa. Sehingga nantinya bisa dilihat secara lebih luas lagi oleh masyarakat. Bahkan mungkin bisa diapresiasi dan menjadi koleksi bagi para kolektor seni rupa.
“Kami berharap ke depan pemerintah bisa melakukan membuat platfom Galeri Indonesia berbasis online. Seni rupa tidak hanya produk, seni rupa memiliki saudara kembar yang namanya ilmu pengetahuan seperti sejarah-sejarah dan informasi lainnya. Sehingga menjadi pengantar bagi pengunjung yang ingin melihat karya-karya perupa,†ujarnya.
Dalam meresponse konsep galeri daring, Josua juga menambahkan “Salah satu yang menjadi tantangan adalah menciptakan experience yang serupa bagi para potensial kolektor saat datang ke gallery daring ini, karena ujungnya upaya ini harus dapat menghasilkan tansaksi yang berkontribusi kepada ekonomi nasional.” Red/RH