PUTRAINDONEWS.COM
JAKARTA | Di tengah situasi pandemi, sebagian warga merasa jenuh atau tertekan dengan beraktivitas di rumah. Menyeimbangkan kesehatan fisik dan mental, aktivitas seorang warga bernama Sukardi bisa menjadi salah satu upaya tersebut.
Sukardi, seorang warga RT 14 RW 1 Kelurahan Pesanggrahan, Jakarta Selatan telah menikmati hasil panen sayur dan ikan segar. Panenan tersebut tidak hanya menambah nutrisi bagi keluarganya tetapi juga menambah penghasilan. Tak menunggu lama, ia berhasil memanen sayur melalui metode hidroponik.
Melalui Teknik hidroponik, Sukardi dan beberapa warga lain di kampung menanam dan memanen beragam sayur. Ia menanam sayuran sejak dua tahun yang lalu. Panen sayuran itu berupa sayur kangkong, sawi, selada dan pakcay.
Saat ini, ia sedang mencoba dengan teknik aquaponik. Teknik akuaponik menggunakan media sederhana, seperti ember kapasitas 60 liter, gelas plastik, spon busa, kawat, arang dan sekam. Menurutnya, teknik bisa sekaligus memanen sayuran dan ikan lele.
“Bagus, lebih mudah pembuatan medianya selain dari tanaman dan menghasilkan ikan,†ujar Sukardi melalui pesan digital pada Sabtu (16/5).
Ia mengenal teknik hidroponik dan aquaponik ini melalui seorang relawan yang datang ke kampungnya beberapa tahun lalu. Sukardi dan warga lain memiliki kelompok tani Gang Hijau Pancoran Indah. Dengan hasil panen yang semakin baik, kelompok tani ini mulai belajar menjual hasil panenannya.
Melalui usaha mandiri ini, masyarakat dapat beraktivitas di rumah sekaligus meringankan beban ekonomi. Sayuran dapat dipanen setiap tiga minggu sekali dan ikan lele dapat menjadi lauk pelengkap nutrisi makanan keluarga.
“Harapan saya, semoga warga lainnya dapat mengikuti membuat aquaponik dan hidroponik agar dapat menghasilkan sendiri sayuran dan daging ikan segar,†ujarnya.
Langkah sederhana Sukardi ini bisa mendukung upaya ketahanan pangan di tengah pandemi COVID–19. Bahkan pada tahapan lebih lanjut, warga dapat memanfaatkan hasil panen dengan menjualnya.
Di sisi lain, aktivitas berkebun di perkotaan dengan lahan terbatas atau urban farming ini menjadi aksi adaptif yang dapat dilakukan oleh siapa saja di tengah pandemi.
Aktivitas ini bisa jadi jadi langkah untuk menyeimbangkan kesehatan fisik dan mental masyarakat. RED/BEN