Peluang Bisnis Konstruksi di Indonesia Sangat Terbuka

 

Jakarta | Pembangunan infrastruktur sebagai program prioritas nasional merupakan pilihan logis dan strategis untuk meningkatkan daya saing sekaligus mengejar ketertinggalan dari negara lain. Oleh karenanya masyarakat jasa konstruksi yang berdaya saing sangat penting karena perannya sebagai mitra dan pilar dalam pembangunan infrastruktur.  

“Mewujudkan pembangunan infrastruktur berkualitas butuh dukungan dari stakeholders sektor konstruksi. Dukungan tersebut berupa pendanaan, tenaga kerja konstruksi bersertifikat, inovasi teknologi, peningkatan mutu konstruksi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi, dan lain sebagainya”, demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Anita Firmanti, yang mewakili Menteri PUPR saat membuka Launching Konstruksi Indonesia dengan tema “Pemanfaatan Peluang Bisnis Konstruksi di Indonesia”, di Jakarta, Rabu (18/7). 

Terkait K3 Konstruksi, Anita menekankan bahwa terjadinya beberapa kecelakaan kerja maupun kegagalan bangunan beberapa waktu lalu jangan sampai terjadi lagi di masa mendatang. Mengingat hal itu dapat menghambat berjalannya Pembangunan Infrastruktur, yang pada akhirnya merugikan semua pihak, baik kerugian waktu dan pengeluaran dari pelaksana, kerugian dari sisi pekerja karena luka-luka atau meninggal, dan tentunya masyarakat karena sejatinya Pembangunan Infrastruktur ditujukan untuk rakyat.

“Kuncinya adalah disiplin pada prinsip K3 dan patuh pada Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan, agar tercapai Zero Accident”, ungkap Sekjen PUPR.

Selain K3, faktor pendukung lain yaitu pendanaan juga memerlukan sumber-sumber pembiayaan alternative, tidak hanya dari Pemerintah. Mengenai tenaga kerja konstruksi, Anita mengingatkan bahwa Pembangunan Infrastruktur yang massif memerlukan tidak hanya tenaga kerja konstruksi berkualitas yang ditunjukkan melalui sertifikat, tetapi saat ini jumlahnya belum banyak. Karena itu Kementerian PUPR memilii program sertifikasi tenaga kerja konstruksi yang bekerjasama dengan asosiasi maupun perusahan konstruksi. 

Inovasi teknologi dalam pembangunan infrastruktur juga sangat dibutuhkan. Dimasa yang akan datang Indonesia akan dibanjiri oleh barang dan jasa teknologi dari luar negeri. Perkembangan ini harus dapat dijadikan sebagai potensi dan motivasi dalam menciptakan ide-ide atau karya yang inovatif oleh anak negeri demi mewujudkan kemandirian bangsa.

”Konstruksi Indonesia 2018 akan diselenggarakan pada 31 Oktober – 2 November 2018 di Jakarta International Expo Indonesia Konstruksi Indonesia 2018 menjadi sarana konsolidasi para pelaku usaha industri konstruksi, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk menghasilkan inovasi-inovasi terbaru dan solusi untuk perkembangan konstruksi di tanah air. Selain itu Konstruksi Indonesia menjadi wadah untuk membangun relasi, membuka peluang bisnis baru serta sumber edukasi bagi para pelaku industri konstruksi di Indonesia”, ujar Anita Firmanti.

Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Syarif Burhanuddin menyatakan Peluang Bisnis Konstruksi di Indonesia terbuka lebar dengan masifnya pembangunan infrastruktur. Bisnis konstruksi harus mengedepankan keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan sebagai bentuk tanggung jawab profesional dan sosial. “Oleh karena itu, Industri Konstruksi Nasional akan meningkatkan kemampuannya, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.” tegas Syarif.

Sementara itu Ketua Umum KADIN Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani berharap swasta lebih banyak mendapat kesempatan bekerja pada proyek-proyek dengan dana APBN sehingga dapat berkembang seperti BUMN. “BUMN-BUMN sudah harus berkonsentrasi pada pekerjaan-pekerjaan dengan nilai sangat besar dan beresiko tinggi serta berkiprah di luar negeri, sementara yang swasta biarlah mengerjakan proyek-proyek standard”, tutur Rosan.

Ketua LPJK Nasional Ruslan Rivai menyoroti peningkatan kompetensi tenaga ahli di bidang jasa konstruksi. Kegiatan dukungan LPJK Nasional dalam acara KI 2018 ini adalah program 7000 sertifikasi tenaga terampil gratis dan harga khusus bagi sertifikasi tenaga ahli dalam rangka mendukung pemerintah mencapai tenaga kerja konstruksi bersertifikat di seluruh Indonesia. 

Konstruksi Indonesia 2018 menghadirkan beragam produk dan jasa konstruksi, serta solusi dan inovasi terbaru, yang diikuti 12.000 peserta pameran yang terdiri dari perusahaan teknik sipil, kontraktor, konsultan, dan pemangku kepentingan di bidang konstruksi & infrastruktur.

“Ajang ini diharapkan mampu memberikan gambaran lengkap terkait tren serta peluang yang ada di industri konstruksi tanah air”, ujar William Owen selaku Direktur Tarsus Indonesia, sebagai pihak Event Organizer. Konstruksi Indonesia 2018 diselenggarakan bersamaan dengan Green & Smart Building Indonesia dan Indonesia Infrastructure Week.(**)

BACA JUGA :   Gagasan Bakornas, Kemendagri: Rencana Apel Pemerintahan Desa Bukan Inisiatif Pemerintah

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!