Putraindonews.com, Manokwari – Pembentangan bendera merah putih sepanjang 12,77 kilometer di Kabupaten Manokwari raih rekor pada Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI).
Piagam penghargaan atas pencapaian tersebut langsung diserahkan oleh Senior Manajer MURI Triyono kepada Penjabat Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere di Manokwari, Rabu (14/8) sore.
Triyono mengungkapkan, pembentangan bendera merah putih yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menyambut HUT Ke-79 Republik Indonesia.
“Rekor ini melewati rekor sebelumnya yang pernah diraih Pemprov Papua di Jayapura dengan panjang 10,76 kilometer,” kata Triyono.
Pemerintah provinsi setempat, kata dia, mengajukan target pembentangan bendera merah putih sepanjang 13,27 kilometer akan tetapi ada sebagian titik mengalami pengendoran.
Syarat dalam pemberian rekor dunia dengan tajuk pembentangan bendera merah putih terpanjang, harus melebihi pencapaian yang telah tercatat sebelumnya oleh MURI.
“Pemerintah Papua Barat memasang target 13,27 kilometer tapi ada sedikit kendala, tapi berhasil pecahkan rekor dunia tahun 2024,” ucap Triyono.
Penjabat Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere menyatakan, pembentangan bendera merah putih merupakan upaya meningkatkan kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pembentangan bendera yang dimulai dari Jalan Trikora Wosi (Distrik Manokwari Barat) hingga depan Kantor Kwarda Papua Barat (Distrik Manokwari Timur) melibatkan seluruh komponen bangsa.
“Dalam waktu kurang lebih tiga jam, Papua Barat membuat sejarah baru yaitu membentangkan kain merah putih terpanjang di Indonesia,” kata Ali Baham.
Meski demikian, kata dia, panjang bendera merah putih dengan empat angka melambangkan empat pilar yang menjadi landasan dalam pembangunan bangsa dan negara di masa mendatang.
Keempat pilar dimaksud yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika yang harus dilaksanakan secara konsisten demi menjaga kemajemukan.
“Jiwa dan raga Bangsa Indonesia dibangun di atas empat pilar itu, yang tentunya harus dipahami oleh semua komponen anak bangsa,” ucap Ali Baham.
Menurut dia peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia merupakan momentum untuk memperkuat persatuan dan kesatuan guna mendukung keberhasilan program pembangunan.
Pemerintah membutuhkan dukungan dan partisipasi dari pihak swasta, BUMN, BUMD, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan tokoh masyarakat di Papua Barat dalam merealisasikan program tersebut.
“Mari kita semua bahu-membahu mendukung kelancaran pembangunan menuju Indonesia Emas 2045. Papua Barat tetap hebat dalam bingkai NKRI,” ujarnya. Red/Fah