Pemerintah Tepis Isu Dedolarisasi

Putraindonews.com, Jakarta – Pemerintah RI melalui Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono menepis isu dedolarisasi atau penciptaan mata uang baru sebagai pesaing dolar Amerika Serikat (AS) saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Kazan, Rusia, akhir Oktober lalu.

“Ada juga yang menyampaikan soal isu-isu dedolarisasi kemudian menciptakan mata uang baru, pada saat KTT terakhir kemarin hal tersebut sama sekali tidak dibicarakan,” kata Sugiono saat rapat kerja bersama Komisi I DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/12).

Pihaknya menyebut wacana BRICS menciptakan mata uang baru untuk menyaingi dolar AS di tataran ekonomi global itu menjadi isu yang bergulir di media sosial.

“Memang saya tahu ada beberapa yang beredar di media sosial mengenai mata uang dan sebagainya, tetapi itu sama sekali tidak pernah dibicarakan dan tidak pernah disentuh, terutama urusan menggunakan mata uang,” ungkapnya.

BACA JUGA :   Pengguna DAMRI Meningkat Drastis di Libur Nataru 2023

Ditemui usai rapat, dia pun menegaskan kembali bahwa tak ada wacana BRICS untuk menerbitkan mata uang alternatif dolar AS, sebagaimana yang menjadi ancaman dari Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump.

“Pada saat KTT BRICS di Kazan itu tidak ada bicara mengenai dedolarisasi. Kalau, misalnya, ada statement dari Presiden terpilih Amerika Serikat seperti itu, yang pasti pada saat KTT kemarin itu tidak dibicarakan,” tuturnya.

Dia lantas berkata, “Ancamannya itu, dia bilang dedolarisasi, tapi di BRICS tidak ada.”

Sebelumnya, Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump pada Sabtu (30/11) mengancam akan mengenakan tarif 100 persen terhadap negara-negara BRICS jika mereka tidak membatalkan rencana untuk menggunakan mata uang alternatif selain dolar AS.

BACA JUGA :   Pertumbuhan Penumpang Meningkat, Menhub Maksimalkan Bandara Soekarno Hatta

“Gagasan bahwa negara-negara BRICS berusaha untuk menjauh dari Dolar, sementara kita hanya berdiam diri dan mengawasi, sudah BERLALU,” tulis Trump di platform media sosial miliknya, Truth Social.

“Kita memerlukan komitmen dari negara-negara ini bahwa mereka tidak akan menciptakan Mata Uang BRICS yang baru, atau mendukung Mata Uang lain untuk menggantikan Mata Uang Dolar AS yang perkasa,” kata Trump.

Diketahui, BRICS merupakan kelompok ekonomi negara berkembang yang awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, kini bertambah mencakup Iran, Mesir, Ethiopia, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Red/HS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!