Putraindonews.com, Tangerang – Perang Iran dan Israel yang akhir-akhir ini disulut oleh penyerangan Israel ke Teheran Iran menggunakan Pesawat Tempur pada Jum’at dini hari tanggal 13 Juni 2025, yang kemudian dibalas oleh Iran menggunakan Roket dan Drone hingga menimbulkan saling serang. Berita serangan udara tersebut membuat pasar global goyah, harga minyak melonjak sementara harga saham berjangka AS anjlok.
Dosen Teknik Mesin Universitas Pamulang (Unpam) Thohirudin, S.H., S.T., M.M, CTMP saat diwawancarai oleh Awak Media menyampaikan pandangannya terhadap dampak perang Iran dan Israel sangat mempengaruhi pasar global terutama Minyak, Emas, Crypto dan Saham.(29/6/2025)
“Berita serangan udara Israel ke Iran saat itu juga membuat sentimen Negatif Pasar Global pada hari tersebut (13/6/2025), harga emas saat itu naik dari Rp.54 juta per tray ons menjadi Rp.57 juta per tray ons atau naik 5,5 %, Harga Minyak naik dari USD.69,36 per barel menjadi USD.72,75 per barel atau naik 4,9 %, sedangkan Pasar Saham dan Crypto anjlok terutama AltCoin,” ujarnya.
Thohirudin menambahkan bahwa perang Iran Israel diduga bukan sekedar Perang kedua negara tapi disinyalir lebih jauh adalah perang elit global untuk menguasai market global dan sumberdaya global, hal ini terlihat pada pergerakan harga minyak, emas, saham dan crypto yang seakan-akan dibuat naik turun sesuai keinginan market maker.
“Saya menduga bahwa ini bukan sekedar Perang kedua negara antara Iran dan Israel, ini ada yang bermain dibalik layar agar market bisa dikondisikan naik dan turun,” ungkapnya.
Lebih lanjut Thohirudin menjelaskan keterlibatan secara langsung Amerika Serikat (AS) dalam perang Iran Israel sangat memberikan sinyal bahwa ini ada rekayasa sentimen market global.
“Serangan Amerika Serikat ke Iran yang terbatas pada Minggu 22 Juni 2025, dan diklaim AS sudah menghancurkan Situs Program Nuklir Iran, hal ini membuat harga minyak turun dan sentimen positif market Crypto naik,” ujar Thohirudin Dosen Unpam.
Lebih jauh Thohirudin menyampaikan bahwa klaim Amerika Serikat terkait musnahnya Situs Program Nuklir disangkal oleh Iran.
“Namun belakangan diklaim oleh Iran bahwa serangan Amerika Serikat ke Iran tidak melumpuhkan Situs Program Nuklir Iran, yang diserang adalah tempat kosong, semua sudah dievakuasi sebelumnya,” ujarnya.
Thohirudin juga memaparkan bahwa serangan balasan Iran ke Pangkalan Militer Amerika di Qatar juga disinyalir hanya sebuah simbolis untuk perdamaian jalan tengah.
“Serangan balasan Iran ke Pangkalan Militer Amerika Serikat di Qatar disinyalir sebuah simbolis untuk mengakhiri tingkat ketegangan dan meredakan ego yang berkembang, sehingga hal ini memberikan dampak sentimen positif market Crypto naik lagi,” paparnya.
Thohirudin menjelaskan belakangan Amerika Serikat meminta agar Iran berdamai tanpa syarat dengan Israel dan melakukan gencatan senjata, namun Iran menolak dan mengancam memblokir selat Hormuz.
“Issue akan ada pemblokiran selat Hormuz pada 23 Juni 2025 oleh Iran mengakibatkan sentimen Negatif terhadap pasar Crypto,” jelasnya.
Pada akhir wawancara Thohirudin menyampaikan bahwa ketegangan di Timur Tengah seakan ada yang memainkan.
“Saya melihat ketegangan di Timur Tengah seakan ada yang memainkan, seolah disetting, namun hari ini (29/6/2025) ketegangan melandai antara Iran dan AS seolah berdamai dalam ketidakpastian, walaupun sifatnya sementara hal ini memicu sentimen positif market Crypto mulai merangkak naik perlahan hingga awal Juli 2025,” pungkasnya. Red/TK