Perkuat Operasional Penerbangan, Lion Air Group lantik 97 Awak Pesawat

PUTRAINDONEWS.COM

TANGERANG – BANTEN | Lion Air (kode penerbangan JT), Wings Air (kode penerbangan IW), Batik Air (kode penerbangan ID) member of Lion Air Group telah mengukuhkan awak pesawat (air crew) dalam rangka promosi jabatan. Acara dikemas dalam upacara penyematan tanda kehormatan di Perkantoran Lion Air Group – Lion Village, Balaraja.  Momen ini mengusung tema #MelayaniSepenuhHati. Ungkap Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro dalam siaran persnya yang diterima redaksi, minggu 01/12/2019 sore.

Danang juga menuturkan bahwa pengangkatan terdiri 37 pilot (initial captain), 30 kopilot (first officer) dan 30 pimpinan awak kabin (senior flight attendant). Total tersebut kini memperkuat lebih dari 5.600 air crew Lion Air Group di Indonesia.

Upacara dilakukan oleh Chief Executive Officer (CEO) Batik Air, Capt. Achmad Luthfie beserta manajemen masing-masing airlines. Acara utama ditandai penyematan tanda pengenal kru (wings) dan penggantian tanda pangkat (bar) pada pilot.

Pelantikan captain, first officer dan senior flight attendant dilaksanankan setelah menyelesaikan program pelatihan dan pendidikan (training) yang memenuhi kualifikasi kepangkatan. Langkah ini sekaligus memberikan kebanggaan dan penghargaan, sehingga diharapkan mampu menjawab tantangan penugasan dalam mengemban misi perusahaan dalam menjalankan operasional setiap hari.

Lion Air Group menyampaikan, bahwa pelantikan tersebut adalah kesempatan awak pesawat untuk maju di dalam perusahaan melalui naik pangkat. Dengan demikian mempunyai status dan tanggungjawab lebih tinggi.

Lion Air Group menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya dan mengucapkan selamat atas pencapaian pilot, kopilot dan kru kabin setelah menjalani berbagai pelatihan, pengujian, penilaian berkala, sehingga saat ini berhasil menduduki fungsi serta tanggungjawab baru guna mewujudkan #MelayaniSepenuhHati.

Para kru pesawat harus mempertahankan lisensi dan mengaplikasikan sistem kinerja profesional. Peran ini adalah profesi berkarakteristik sendiri, didorong kemauan dan kemampuan bekerja melayani para penumpang atau tamu di setiap perjalanan udara sebagai bentuk peningkatan mutu layanan.

BACA JUGA :   MULAI DILAKSANAKAN, Penyuntikan Vaksin Kepada Relawan Berjalan Lancar

Lion Air Group dalam menyediakan layanan dengan mengutamakan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan terus berbenah, sebagai tuntutan dan mengakomodir permintaan jasa penerbangan. Pelantikan ini diwujudkan dalam upaya meningkatkan kualitas seluruh semuber daya manusia.

Dari sisi operasional, Lion Air Group sangat fokus mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di setiap lini, termasuk awak pesawat dengan memanfaatkan maksimal pusat pelatihan Lion Air Group Training Center dan sembilan simulator. Setiap operasional Lion Air Group telah mengimplementasikan budaya keselamatan (safety culture) serta tetap mengedepankan aspek keselamatan dan keamanan (safety first).

Dalam strategi pengembangan SDM, Lion Air Group mempunyai pandangan tegas bahwa kemampuan, kepandaian, keterampilan, bakat serta potensi diri harus selalu dilakukan penyegaran (recurrent), pembinaan dan regenerasi. Tujuan utama ialah mampu menguasai materi bidangnya semakin luas, mendalam, mahir, mutakhir dan dapat mengambil keputusan menurut standard operational procedure (SOP) berlaku.

Selain aspek mahir mengoperasikan pesawat, air crew dituntut bisa berkolaborasi dan bekerjasama secara baik. Alasan utama bahwa operasional pada dasarnya ialah #MelayaniSepenuhHati, terbentuk berkat sinkronisasi bersama pengatur lalu lintas udara, teknisi, petugas layanan darat (ground handling) dan lainnya yang terkait.

Lion Air Group senantiasa menjalankan koordinasi, komunikasi dan kerjasama tepat bersama-sama regulator, pengelola bandar udara dan berbagai pihak guna memulai persiapan layanan hingga proses penerbangan selesai. Sinergitas #MelayaniSepenuhHati diharapkan memberikan nilai lebih kepada travelers dalam mempermudah perjalanan sesuai kebutuhan di era kekinian (millennials traveling).

Lion Air Group menyatakan, semua awak pesawat wajib disiplin mematuhi aturan perusahaan, Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) atau Civil Aviation Safety Regulation Republik Indonesia (CASR RI). Hal ini memastikan keselamatan penerbangan kepada penumpang, kru bertugas (on duty) serta pihak lain.

BACA JUGA :   KEMENDAGRI, 83 Paket Senilai Rp 175 Miliar Dipastikan Menggunakan Produk Dalam Negeri

Lion Air Group mengatur air crew berdasarkan jam terbang sesuai batas maksimum yang ditentukan dan lisensi tipe pesawat (type rating) aktif. Jam terbang mengacu sebagaimana ditetapkan International Civil Aviation Organization (ICAO).

Sejalan membentuk kualitas air crew untuk komitmen #MelayaniSepenuhHati, Lion Air Group melakukan beragam inovasi dan transformasi, salah satunya mendatangkan pesawat baru (aircraft rejuvenation). Armada Lion Air Group dibekali teknologi modern dan fitur-fitur yang menawarkan kenyamanan setiap travelers.

Lion Air mengoperasikan 66 Boeing 737-900ER (215 kelas ekonomi), 38 Boeing 737-800NG (189 kelas ekonomi), tiga Airbus 330-300 (440 kelas ekonomi) dan dua Airbus 330-900NEO (436 kelas ekonomi).

Kekuatan Wings Air sebagai feeder terdiri 45 ATR 72-600 dan 19 ATR 72-500. Pesawat turboprop asal Perancis berkapasitas 72 kursi kelas ekonomi ini bisa menjadikan sensasi perjalanan travelers jadi berkesan.

Batik Air mengandalkan 44 Airbus 320-200CEO (12 kelas bisnis dan 144 kelas ekonomi), enam Boeing 737-900ER (12 kelas bisnis dan 168 kelas ekonomi), delapan Boeing 737-800NG (12 kelas bisnis dan 150 kelas ekonomi) serta satu Airbus 330-300CEO (18 kelas ekonomi dan 347 kelas ekonomi).

Lion Air Group mengoptimalkan pesawat melalui mekanisme rotasi (pergerakan pesawat) disesuaikan jarak pada rute, infrastruktur bandar udara, tingkat keterisian penumpang (load factor) dan lainnya. Lion Air menerapkan metode terstruktur dan berkesinambungan antara perawatan pesawat (maintenance), tim operasional serta keputusan cepat (quick action) untuk menentukan rotasi baru apabila ada hambatan terjadi di lapangan (irregularities) guna mengurai dampak keterlambatan penerbangan. Pungkas Danang.

( PMT )

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!