Putraindonews.com, Jakarta — Pergerakan Mahasiswa Moderasi Beragama dan Bela Negara (PMMBN) bersiap menggelar Kongres Nasional perdananya, di Jakarta, pada 26–28 Oktober 2025. Agenda akbar ini bertepatan dengan momentum Hari Sumpah Pemuda dan mengusung tema besar “Pemuda Berdaya, Indonesia Digdaya”, sebagai simbol lahirnya babak baru gerakan mahasiswa moderat dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
Ketua Umum PMMBN, Derida Achmad Bil Haq, menyampaikan bahwa kongres ini menjadi momen penting bagi konsolidasi dan regenerasi organisasi setelah lima tahun perjalanan panjang memperkuat gerakan moderasi beragama dan bela negara di kalangan mahasiswa.
“PMMBN lahir dari semangat kebersamaan dan cinta tanah air. Kongres ini menjadi tonggak bagi kita untuk memperkuat visi dan strategi menuju Indonesia yang tangguh, berkeadaban, dan berdaya saing global,” ujar Derida
Gerakan PMMBN bermula dari diskusi sederhana sekelompok mahasiswa di sebuah warung kopi di Surabaya pada 10 Oktober 2021, beberapa hari setelah kegiatan Workshop Penguatan Wawasan Islam Rahmatan lil ‘Alamin yang diselenggarakan oleh Direktorat PAI Kementerian Agama RI. Dari forum kecil itu lahirlah gagasan besar dan rancangan awal AD/ART organisasi yang kini berkembang secara nasional.
Setelah melewati proses visitasi lintas kampus di Jawa Timur, DIY, Jawa Tengah, Jabodetabek, dan Jawa Barat, PMMBN resmi dikukuhkan secara nasional pada 27 Juli 2022 di Kota Malang, dengan pelantikan Derida Achmad Bil Haq sebagai Ketua Umum pertama.
Dalam perjalanannya, PMMBN terus memperluas jaringan melalui Rakernas, Rakornas, serta pembentukan 8 Pimpinan Wilayah hingga menjangkau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara. Tahun 2025 menjadi penanda akhir masa kepemimpinan Derida sekaligus pembuka era baru organisasi mahasiswa lintas daerah ini.
Road To Kongres
Menjelang Kongres Nasional, PMMBN menggelar rangkaian kegiatan bertajuk Road to Kongres, di antaranya dua seri Kajian Bareng PMMBN (KABAR PMMBN). Kajian pertama pada 17 Oktober 2025 mengangkat tema “Ekoteologi dan Perlawanan terhadap Antroposentrisme dalam Tradisi Agama” dengan menghadirkan Haning Parlan (Koordinator Nasional Greenfaith Indonesia), Dr. Akhol Firdaus (Direktur IJIR UIN SATU Tulungagung), dan Fahmi Sayfuddin (Pesantren Ekologi Misykat Al Anwar).
Sementara kajian kedua pada 24 Oktober 2025 bertema “Berani Moderat: Sinergi dan Kolaborasi Membangun Pemuda Berdaya Menuju Indonesia Digdaya di Era Kecerdasan Buatan”, menghadirkan Dewi Anggraeni, M.A (UIN Gus Dur), Roji Nugroho (Unesa), dan Irhamni Ali, S.Hum., M.P., Ph.D (Data Scientist Perpustakaan Nasional RI).
Kedua kegiatan ini turut dihadiri oleh Direktur PAI Kemenag RI, Dr. Munir, M.A., serta Kasubdit PAI pada Perguruan Tinggi Umum, Dr. Khaerul Umam, M.Ud, dan diikuti ratusan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia.
Perjalanan panjang PMMBN membuktikan bahwa gerakan mahasiswa tidak harus lahir dari ruang formal kampus, tetapi bisa tumbuh dari percakapan sederhana di warung kopi ketika ide luhur berpadu dengan semangat membangun bangsa. Hingga kini, PMMBN tetap berkomitmen meneguhkan nilai moderasi beragama, bela negara, dan pengabdian untuk Indonesia. Red/HS