Program Tapera Banyak Penolakan, Akibat Minim Sosialisasi

Putraindonews.com – Ekonmi CORE Indonesia Etika Karyani mengatakan, penolakan ramai-ramai terhadap program tabungan perumahan rakyat atau Tapera ini, akibat miim sosialisasi program tersebut, dan belum dilakukan dengan baik. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersama BP Tapera harus menjelaskan secara aktif kepada masyarakat, terutama pengusaha dan asosiasi pekerja.

“Mereka harus dilibatkan, karena mereka yang kena aturan ini,” kata Etika saat menjadi narasumber dalam Gelora Talks bertema ‘Tapera: Gaji Sudah Tipis Hidup Makin Miris, Kemana Mengadu?’, yang ditayangkan secara langsung di kanal YouTube Gelora TV, dikutip Kamis (13/6/2024).

BACA JUGA :   Segera Implementasikan UU No 2 Tahun 2017, PUPR Gelar Konsultasi Publik

Akibat tidak adanya sosialisasi ini, lanjut Etika, menyebababkan program Tapera menjadi polemik dan kontroversi di masyarakat Indonesia.

“Ini pengelolaan dananya bagaimana? Karena OJK juga meminta BP Tapera untuk menindaklanjuti temuan BPK yang menyebut 124.960 pensiunan belum menerima pengembalian dana total sebesar Rp567,5 Miliar pada 2021. Jadi dananya tidak bisa diambil, rumahnya tidak ada, lokasinya juga tidak jelas dimana,” katanya.

BACA JUGA :   POLITEKNIK PU Buka Peluang Kerjasama Dengan Hungaria

Ekonom Core Indonesia ini mengatakan, pasca pengesahan Undang-Undang (UU) CIpta Kerja, kenaikan upah buruh sangat rendah, bahkan tak bisa mengimbangi inflasi dengan daya beli dan kesejahteraan yang semakin menurun, ditambah kondisi global yang tidak menentu.

“Pak Jokowi (Jokowi) harus melihat kondisi ini. Kita berharap agar program Tapera ini tidak menjadi ladang korupsi baru seperti yang terjadi pada kasus Asabri, Jiwasraya dan Taspen atau digunakan untuk pembiayaan lain,” tegas Etika. Red/HS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!