Putraindonews.com – Papua | Salah satu point dari Tridarma perguruan tinggi adalah melaksanakan pengabdian masyarakat.
Olehnya dari tim dosen Teknik Pertanian Universitas Musamus Merauke melaksanakan Pengabdian Kemitraan Masyarakat pada Hari Jum’at, tanggal 22 September 2023.
Tema pengabdian yang dilaksanakan yaitu pelatihan pembuatan asam humat cair dari eceng gondog untuk diaplikasikan ke tanaman Budidaya di Lahan kering kampung Sumber Rejeki.
Kegiatan pengabdian ini dihadiri oleh kepala Kampung Sumber Rejeki, ketua gapoktan, warga Kampung Sumber Rejeki, mahasiswa dan dosen Teknik pertanian.
Kegiatan diawali dengan sambutan dari Bapak Kepala Kampung Sumber Rejeki, selanjutnya sosialisasi materi tentang pelatihan pembuatan asam humat cair dari eceng gondog, kemudian dilanjutkan dengan praktek pembuatan asam humat cair dari eceng gondog bersama warga Kampung Sumber Rejeki.
Ketua tim pelaksana ibu Wa Ode Asryanti Wida dalam sosialisasi materi pelatihan pembuatan asam humat cair mengatakan bahwa peran dari pada asam humat cair dari eceng gondog adalah sebagai bahan pembenah tanah.
“Metode yang digunakan dalam pembuatan asam humat cair dari eceng gondok yaitu diawali dengan pengambilan eceng gondok setelah itu dilakukan pencacahan,” ujarnya, Kamis (5/10/23).
Adapun, kata dia, fungsi dari cacahan eceng gondog ini adalah agar mudah terurai, hasil cacahan dari eceng gondog kemudian ditambahkan gula merah yang dimana berfungsi sebagai nutrisi dan sumber energi bagi mikroorganisme.
“Seanjutnya ditambahkan larutan EM4 dan sejumlah air untuk kemudian dicampurkan semua bahan,” ungkapnya.
Setelahnya, semua bahan dicapur di dalam ember kemudian di fermentasi selama kurang lebih dua minggu, setelah dua minggu dilakukan pemanenan asam humat cair dengan memisahkan asam humat dan limbah eceng gondog.
“Selanjutnya asam humat dimasukkan ke dalam botol untuk siap digunakan, asam humat cair dicampur dengan sejumlah air kemudian diaplikasikan ke tanah,” imbuhnya.
Sedangkan limbah dari eceng gondog dapat langsung diaplikasikan ke tanah sebagai pupuk kompos, untuk asam humat cair dapat diaplikasikan ke tanah dua kali dalam seminggu.
Dalam pelatihan pembuatan asam humat cair, warga terlihat sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Hal ini ditandai dengan banyaknya warga yang hadir dan memberikan pertanyaan, antusias mereka dalam mengikuti kegiatan pengabdian ini karena Sebagian besar lahan pertaniannya memiliki sifat fisik tanah yang kurang baik yang dicirikan jika hujan tanahnya kelebihan air dan jika musim kemarau tanahnya keras dan pecah-pecah serta bersifat masam.
Sebelum menutup kegiatan pengabdian tentang pembuatan asam humat cair, ketua tim pelaksana mengatakan bahwa akan dilakukan monitoring dan evaluasi selepas kegiatan ini sebagai bentuk pendampingan kepada masyarakat, harapannya agar masyarakat merasakan bahwa kami hadir untuk mereka. Red/Rp