PUTRAINDONEWS.COM
Tangerang Selatan | 30 Juli 2019. Ratusan guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengikuti workshop gerakan sekolah menyenangkan (GSM) yang diselenggarakan oleh Sinar Mas Land melalui PT Bumi Serpong Damai bekerjasama dengan Pemerintah Kota Tangsel, bertempat di Aula Gedung 3 Lantai 3A, Jumat (26/7).
Acara workshop tersebut dihadiri Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany, dan ratusan guru SMP se-Tangsel. Gerakan ini diinisiasi Muhammad Nur Rizal dan Novi Chandra itu bertujuan menjadikan sekolah sebagai rumah kedua bagi anak-anak dan sebagai tempat menumbuhkan manusia-manusia yang berjiwa, peduli pada lingkungannya, juga mampu memberi manfaat pada sekitarnya.
Perwakilan dari Sinar Mas Land, Iceu, menjelaskan, GSM sudah dijalankan sejak 2017 dan diikuti sebanyak 200 sekolah Madrasah Ibtidaiyah dan SMP baik Tangsel maupun Kabupaten Tangerang, dengan total pendidik sebanyak 600 orang. “Gerakan ini berusaha mengubah mindset para pendidik bahwa setiap anak adalah manusia yang memiliki keunikan untuk dikembangkan.â€ungkapnya.
Muhammad Nur Rizal inisiator GSM, menjelaskan, terima kasih atas kehadiran Ibu Walikota Tangsel dalam workshop ini. “Hari pertama workshop yang dirubah bukan diajarkan tekniknya namun merubah mental dari bapak ibu guru, serta diajarkan lingkungan yang positif serta menyenangkan, guru ini pun diajarkan membangun pelajaran konseptual,â€ungkapnya.
Gerakan ini menjadikan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan dan manusiawi untuk belajar. Juga sebagai tempat mengembangkan potensi yang dimiliki anak, baik akademis maupun non akademis, agar anak memiliki bekal ketrampilan hidup di masa yang akan datang.
Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany, mengungkapkan, terima kasih kepada BSD yang sudah membantu Pemkot Tangsel. “Kami kepala daerah mendorong kepala dinas untuk mendorong semua sekolah favorite, tidak ada sekolah yang tidak favorite, semua sama,â€ungkapnya.
Airin menjelaskan, sekolah menjadi pegangan kalian untuk menggapai cita-citanya. Sekarang berhasil tidaknya seorang anak tergantung bapak ibu guru disekolah. Pilihan ada dibapak ibu guru, apakah bapak ibu guru menjadi guru pendidik, guru pengajar, atau guru pencari nafkah, semua itu tergantung dari guru itu sendiri, tugasnya inisiator memberikan masukan kepada bapak ibu guru, berhasilnya seorang anak terbantu dari bapak ibu guru, kepala sekolah merupakan tugas tambahan, sehingga proses pendidikan menjadi maksimal, kepala sekolah merupakan tugas tambahan, ketika memimpin, apakah kebijakan ini dapat menghasilkan pendidikan yang baik. Karena keberhasilan anak bukan karena IQ yang tinggi, atau gurunya yang pintar, namun keberhasilan anak ini tergantung dari lingkungan,â€jelasnya.
Airin berharap gerakan ini membangun kesadaran guru-guru, kepala sekolah dan pemangku kebijakan pendidikan untuk membangun sekolah sebagai rumah kedua bagi anak, yaitu sekolah sebagai tempat yang menyenangkan dan manusiawi untuk belajar. (**)