PUTRAINDONEWS.COM
Jakarta | Indonesia kini sedang berada di ambang krisis pangan nasional. Ada banyak faktor yang dinilai sebagian ahli menjadi penyebab krisis. Meski begitu, dampak wabah pandemi Covid-19 yang berkepanjangan dianggap menjadi pemicu utama kelangkaan pangan tersebut.
Dalam upaya memecah jalan buntu ketahanan pangan nasional yang sedang dalam ancaman serius ini, berbagai pihak baik kalangan birokrat hingga akademisi terus mengembangkan riset dan penemuan terbaru guna memberikan solusi nyata atas problem fundamental tersebut.
Alhasil, salah satu temuan penting yang kini sedang ramai diperbincangkan publik di tanah air bahkan dalam level penelitian internasional disumbangkan oleh pakar manajemen ekonomi dari Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, Cakti Indra Gunawan.
Cakti yang juga Dekan Sekolah Pascasarjana Unitri Malang berhasil menemukan sebuah perangkat analisis (teori) atas masalah ekonomi masa kini yang diyakini mayoritas civitas akademika (akademisi) sebagai solusi atas krisis ekonomi baik yang disebabkan oleh bencana alam maupun akibat kesalahan tata kelola.
Adapun hasil temuan alumnus program doktoral University of New England, Australia itu kini tengah mendapat pengakuan internasional yang diberi nama (teori) Manajamen Ekonomi Rakyat (MER).
Konsep MER sendiri, menurut sang penemu (Cakti) dapat dioperasikan melalui aplikasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi mutakhir. Aplikasi tersebut diberi nama “Prototype Website Jual Beli Online”.
Peluncuran aplikasi yang diyakini menjadi solusi kelangkaan pangan nasional ini bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-76.
“Aplikasi ini dapat membantu mengatasi kelaparan akibat kondisi ekonomi sulit saat pandemi. Di samping itu, aplikasi MER juga dapat menjadi lapak atau toko online untuk menggeliatkan ekonomi mikro desa di Indonesia. Lapak ini dapat membantu memasarkan produk khas budaya atau potensi lokal yang dapat dipasarkan di tingkat nasional dan internasional,” kata Cakti, Senin (16/8).
Ia lebih lanjut menyebut, kegiatan peluncuran aplikasi ini merupakan kolaborasi antara Unitri Malang dengan Penerbit IRDH. Kegiatan ini digelar baik secara daring maupun offline yang akan dihadiri 700 peserta dari berbagai kampus maupun masyarakat di seluruh Indonesia.
“Acara dibuka oleh Erwin Ismu Wisnubroto, SP.,M. Phil mewakili Yayasan Bina Patria Nusantara, Unitri. Kemudian, saya sendiri sebagai pembicara utama dalam acara ini,” ujar Cakti.
Di samping itu, lanjut Cakti, acara juga akan diisi oleh pembicara telaah, yang merupakan ilmuwan dari the University of New England, Australia, Zifirdaus Adnan, BA. MA., PhD.
“Beliau menegaskan ide ini mampu merombak tatanan ekonomi nasional yang stagnan. Hadirnya MER menurutnya, akan membangkitkan semangat ekonomi nasionalisme secara massif,” ucapnya.
“Karena selama ini, pengelolaan ekonomi mikro wilayah cenderung tertutup, dengan hadirnya aplikasi MER yang transparan akan membuka mata semua pelaku ekonomi agar saling bergotong royong dan bekerjasama antar wilayah di Indonesia agar tidak terjadi ketimpangan ekonomi,” sambungnya.
Seiring dengan launching aplikasi MER tersebut, pemuda yang mewakili berbagai daerah antara lain Didi Kardianus Gandur, asal Manggarai NTT sangat mengapresiasi ide ini. Didi menilai MER dapat membantu memasarkan produk hasil kain tenun Manggarai dan produk lokal ke berbagai wilayah nusantara.
Selain Didi, generasi milenial asal Kalimantan Barat, Yulita, SE. MAP sekaligus dosen di Universitas Widya Dharma Pontianak juga mengatakan kalau ide dan aplikasi MER akan sangat membantu masyarakat suku Dayak khususnya dalam pengembangan ekonomi mikro baik berupa produk adat maupun kekuatan ekonomi lokal lainnya.
Berikutnya, Karang Taruna Indonesia, yang diwakili Syamsul Utomo Sai menuturian selama ini penemu MER telah banyak mensupport Karang Taruna dan mengadakan riset tentang pengembangan ekonomi mikro berbasiskan web ini.
Menariknya, acara prestisius ini akan dihadiri oleh unsur pemerintah antara lain dari Kelurahan Tunggulwulung kota Malang yang diwakili oleh Widya Dwi Wicana, SIP.
Dalam beberapa kesempatan dirinya menyebut Pascasarjana Unitri telah membina ekonomi mikro di kelurahan Tunggul Wulung yang menghasilkan output pengelolaan lele, tanaman singkong, tanaman herbal dan lainnya yang bernilai ekonomis.
Ahmad Muttaqin, Amd.Im.,SH., M.Si dari Politeknik Imigrasi Jakarta juga sangat mengapreasiasi acara launching aplikasi MER yang dapat memberikan kemanfaatan bagi banyak orang, khususnya di saat pandemi ini.
Lalu, ada juga aktivis yang mewakili generasi milenial Jawa Tengah Vega Raksa CC, menegaskan bahwa MER akan mampu dilaksanakan jika ada kekuatan gotong royong dan meniadakan kelas sosial. Artinya pemerintah juga harus mendorong ide atau aplikasi brilian ini demi kemakmuran masyarakat Indonesia.
Kegiatan tersebut mendapatkan banyak dukungan dari berbagai organisasi kemahasiswaan. Aktivis sekaligus ketua DPC GMNI Kota Malang, Kaitanus Angwarmas, misalnya, sangat mengapresiasi acara yang penuh dengan semangat nasionalisme, tanpa melupakan peradaban untuk sesama yang dicita-citakan oleh Bapak Pendiri bangsa, Bung Karno.
Beberapa guru besar dari kampus Sumatera antara lain Prof. Teddy Candra dari Institute Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia, Riau dan juga Prof. Supriyono mereka sangat mendukung ide gagasan MER ini yang dapat mendorong perekonomian nasional berbasiskan kearifaan lokal seperti yang tampak dalam aplikasi MER ini.
Dr. Rahayu Puji Suci, SE., MM ilmuwan dari Universitas Widyagama juga sangat mendukung upaya MER sebagai basis peningkatan ekonomi mikro, terutama penggeliatan UMKM sektor riil.
Akhirnya, aplikasi MER online berbasis web ini bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat dan pemerintah. Pencetus aplikasi bersama Unitri secara gratis akan memberikan aplikasi lumbung pangan online untuk digunakan pemerintah demi menyelamatkan Indonesia dari kondisi krisis. Red/Ben