Putraindonews.com – Jakarta | Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk membuat hujan buatan dan membasahi lahan gambut demi mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau.
Operasi TMC dengan memanfaatkan potensi awan yang ada diperlukan untuk menghadapi musim kemarau tahun 2023 yang diprediksi akan lebih kering karena dampak dari El-Nino.
BNPB menunjuk PT. Smart Cakrawala Aviation sebagai operator untuk melakukan operasi TMC.
“Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dimulai pada tanggal 19 April 2023 selama 20 hari, dan penerbangan dilaksanakan dari Posko yang ditempatkan di Lanud Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru,” ujar Rustian Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB dalam keterangan persnya Rabu (19/4).
Penerbangan pertama akan terbang selama 1 jam 45 menit, ke daerah sasaran dengan harapan hujan jatuh di wilayah Bengkalis dan wilayah sekitarnya di bagian timur dan timur laut Riau yang saat ini semakin jarang terjadi hujan dan sudah mulai adanya titik panas.
Penerbangan penyemaian awan ini menggunakan pesawat Caravan PK SNS dan membawa 1000 kg bahan seeding NaCl powder.
Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB Rustian menjelaskan operasi TMC sudah dirancang BNPB bersama Kementerian LHK sejak Januari 2023. Selanjutnya pihak BPBD diminta untuk mengkoordinir kegiatan operasional ini.
Rustian berpesan kepada PT Smart Cakrawala Aviation sebagai pelaksana untuk bekerja dengan cermat, berupaya semaksimal mungkin agar program pencegahan terjadinya bencana akibat karhutla melalui TMC berhasil.
Sementara itu Jim Gafur dari BPBD Riau menyatakan TMC ini sudah dinantikan oleh masyarakat Riau.
Dia menambahkan soal perlunya sosialisasi melalui media massa bahwa hasil dari operasi TMC bisa jadi mengakibatkan hujan jatuh di luar daerah target yang mungkin mengakibatkan kelebihan air di daerah tersebut.
PT. Smart Cakrawala Aviation ditunjuk sebagai pelaksana operasi TMC di Riau berdasarkan surat instruksi dari Kepala Badan Nasional dan Penanggulangan Bencana (BNPB) nomor B-213 /KA BNPB/PD.01.04/04/2023 tanggal 12 April 2023. Perusahaan tersebut memang handal untuk urusan TMC.
Didirikan sejak 8 Desember 2016, PT Smart Cakrawala Aviation saat ini memiliki 20 pesawat sendiri jenis Cessna Grand Caravan 208/208B dan Pilatus PC-6 Porter.
Sebanyak 8 unit pesawat terbang yang sudah mendapatkan Certified of Airworthiness (C of A) untuk melaksanakan TMC dari Direktorat Kelaikan udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Kementerian Perhubungan RI.
Pesawat terbang tersebut dapat digunakan sebagai wahana utama dalam penyemaian awan (cloud seeding) berbasis bahan semai flare maupun berbasis powder.
Saat ini armada udara PT. Smart Cakrawala Aviation telah siap melaksanakan TMC berbasis flare dengan rack mounting flare berkapasitas 24 pieces (pcs) flare (1 pcs flare setara dengan 500-700 kg bahan semai powder), dan TMC berbasis powder dengan daya angkut mencapai 800–1000 Kg bahan semai.
PT. Smart Cakrawala Aviation juga dapat menjamin ketersediaan pesawat terbang yang cukup banyak untuk menjaga pelaksanaan operasi TMC di berbagai tempat secara pararel dan secara berkesinambungan.
Divisi TMC PT Smart Cakrawala Aviation didukung oleh Advisor dan Tenaga Ahli yang berpengalaman dan memiliki kemampuan yang mumpuni dan sudah dikenal luas di dunia modifikasi cuaca di Indonesia.
Beberapa di antaranya adalah Dr. Asep Karsidi, M.Sc (mantan Kepala UPT Hujan Buatan BPPT periode 2004-2007 dan terakhir menjabat sebagai Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) periode 2011-2014, Saat ini sebagai Senior Advisor di Sinar Mas, dan Dosen Pasca Sarjana di UI), Ir. Samsul Bahri MSc (mantan Kepala UPT Hujan Buatan BPPT periode 2008- 2011 dan saat ini masih aktif sebagai Perekayasa Ahli Utama bidang Teknologi Modifikasi Cuaca di BRIN), dan Drs. F. Heru Widodo, M.Sc (mantan Kepala Balai Besar TMC – BPPT periode 2012-2016 dan saat ini masih aktif sebagai Perekayasa Ahli Utama bidang TMC di BRIN). Red/HS