Putraindonews.com – NTT | Sejak terjangkitnya virus Rabies di dua pulau besar di Propinsi NTT yakni Pulau Timor dan Flores. Masyarakat Sumba kini dalam siaga.
Saat bersamaan masyarakat Sumba Barat khususnya kecamatan Lamboya dihadapankan dengan situasi ternak anjing yang tiba-tiba mati.
Ketakutan akan bahaya virus Rabies begitu nampak. Saat Putraindonews.com memantau langsung di rumah warga, sekitar belasan ekor anjing di tempat yang berbeda mengalami jenis kematian yang sama.
“Awalnya tadi malam tidak mau makan, dikasih air juga tidak mau, terus tadi pagi mulai kelihatan lemah-lemah, tadi siang tiba-tiba kejang dan langsung mati sudah, kami takut saja jangan sampai itu virus Rabies atau penyakit lainnya, jadi kami juga minta tolong untuk tanyakan di pegawai peternakan,” ucap Roki Pare salah seorang warga Desa Laboya Dete, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, pada Jumat (14/7).
Usai mendengar langsung keresahan warga lamboya, Putraindonews.com berusaha menginformasikan kepada Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Barat.
Ditemui diruang kerjanya Kadis Peternakan Hamadoku Wedo mengucapkan terimakasih kepada Media Putraindonews sudah membantu menyampaikan informasi.
Menurutnya, bentuk kewaspadaan dini yang selalu dilakukan adalah segera melapor kepada petugas jika menemukan gejala penyakit pada hewan masyarakat.
“Kita di Sumba belum ada yang terjangkit Virus Rabies, namun perlu kita waspada akan penyakit tersebut, caranya pintu masuk di Pulau Sumba yakni di Pelabuhana Waikelo Sumba Barat Daya dan Pelabuhan Waingapu, Sumba Timur harus diperketat atas lalu lintas hewan, baik hewan peliharaan sendiri atau tidak, jadi harus diperketat, karena takut ada virus luar yang masuk,” pungkas Kadis Peternakan, Senin (17/7).
Ia menambahkan bahwa terkait kasus di lamboya yang banyak ternak anjing yang mati itu bukan Rabies.
“Sekali lagi itu bukan Rabies, bisa saja karena pola makan ternak yang tidak terjaga dan teratur membuat ternak bisa mati, apa lagi ternak dilepas begitu saja, racunpun bisa dimakan,” tandasnya. Red/Nov