Putraindonews.com, Langkat – Sumut, Timbunan material jenis batu koral dan kerikil menumpuk di pintu irigasi Bukit Lawang akibat proses alam menjadi bomerang bagi petani sawah dan peternak ikan.Akibatnya pasokan air ke saluran primer irigasi mengalami penurunan drastis sehingga lahan sawah dan kolam ikan terancam kekeringan.
Jadwal musim semai benih sedang berlangsung dan menunggu waktu musim tanam di penghujung tahun ini.c Amru, kepala desa Timbang Lawan saat dikonfirmasi pada Kamis, 20/10 saat meninjau pintu utama mengaku pusing kerap dipertanyakan warganya tentang minimnya pasokan air ke areal sawah dan kolam ikan.
Tidak tahu mesti menjawab bagaimana menerangkan kepada warga tentang kondisi pintu utama irigasi. Kades selalu menjadi tumpuan pertanyaan warga,sementara pihak desa kurang mengetahui kapan jadwal pembersihan sendimen itu urai Amru sedikit bingung.
Tak jauh beda penuturan kepala desa Sampe Raya,Ukurta Sitepu,setidaknya sudah 7 kali dilakukan pembenahan saluran secara swadaya. Empat kali diantaranya menggunakan alat berat secara patungan /swadaya dengan kelompok tani (poktan),muspika ,Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dinas pertanian serta pengusaha lokal.
Namun walau petani telah berbuat tetapi pemerintah hingga saat ini belum mau peduli,padahal tanaman padi salah satu target dan program swasembada pangan oleh pemerintah pusat kata Ukurta. Dikatakannya kemaren (Rabu,19/10-red) telah didatangkan alat berat jenis beco bantuan Syah Daulat Purba salah seorang pengusaha Bukit Lawang untuk membenahi sehingga air mengalir ke irigasi.
Hanya saja hal itu belum permanen dan diperhitungkan jika 2 kali sungai Bahorok Banjir maka dipastikan bendungan akan jebol.Sayangnya saat gubsu H T Erry Nuradi MSi dan bupati Langkat H Ngogesa Sitepu SH saat berkunjung ke Bukit Lawang ketika membuka pesta seni dan Budaya tidak beranjak dari lokasi acara.Padahal hanya kisaran 50 M ke arah matahari terbenam sendimen dimaksud akan terlihat jelas kata Ukurta.
Sementara kadis pertanian Langkat,Nasiruddin SP saat meninjau langsung diawal Oktober lalu ketika dikonfirmasi mengaku secepatnya berkordinasi dengan dinas Pekerjaan Umum. Intinya seandainya ditampung pada anggaran APBD Langkat maka pembenahan sendimen terealisasi di akhir tahun 2017.Artinya setidaknya petani akan tetap berswadaya untuk 3 kali musim tanam.
Terpisah Marwan Sinarta Purba anggota komisi D DPRD Langkat saat dikonfirmasi mengaku akan mengawal hal itu ke pemkab Langkat untuk mengalokasikan anggaran di tahun depan.
(RATNA WATI)