Putraindonews.com, Jakarta – Dunia siap-siap dilanda krisis hebat setelah Samsung Electronics menaikkan harga sejumlah chip memori hingga 60% pada November ini.
Lonjakan harga ini terjadi di tengah kelangkaan chip yang disebabkan oleh perlombaan global membangun pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI).
Menurut sumber Reuters, Samsung menunda pengumuman harga kontrak pada Oktober dan baru menetapkannya bulan ini. Biasanya, perusahaan mengumumkan harga secara bulanan.
Kenaikan harga chip ini memicu kekhawatiran luas di kalangan perusahaan besar yang sedang sibuk membangun infrastruktur data skala masif.
Chip memori DDR5 yang mengalami kenaikan harga termasuk komponen penting dalam server dan perangkat komputasi berperforma tinggi.
Dampaknya, biaya produksi untuk ponsel pintar, komputer, dan peralatan elektronik lain juga berpotensi ikut meningkat.
US$239 (sekitar Rp 4 juta) pada November, dari sebelumnya US$149 (sekitar Rp 2,5 juta) pada September.
Kenaikan harga juga terjadi pada chip DDR5 16GB dan 128GB masing-masing sekitar 50%, menjadi US$135 (sekitar Rp 2,25 juta) dan US$1.194 (sekitar Rp 20 juta). Sementara itu, harga DDR5 64GB dan 96GB meningkat lebih dari 30%. Red/HS