Soal Negosiasi Tarif, Prabowo Tunggu Laporan Airlangga

Putraindonews.com, Jakarta – Kebijakan tarif impor terhadap negara-negara mitra dagang Amerika Serikat (AS) yang tinggi di masa kepemimpinan Donald Trump membuat sejumlah negara terus melakukan lobby dan negosiasi dengan Paman Sam, tak terkecuali Indonesia.

Khusus untuk Indonesia, sampai detik ini proses negosiasi dengan Gedung Putih masih terus berlanjut demi mendapatkan kelonggaran dari sisi perdagangan Indonesia-AS.

Kendati begitu, seperti apa prospek kerja sama perdagangan kedua negara pasca Trump memberlakukan tarif tinggi atas produk impor Indonesia ke AS masih belum diketahui pasti.

Terbaru, untuk mendapatkan gambaran hasil negosiasi Indonesia dengan Washington melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sampai sekarang masih belum jelas.

Mengenai kepastian ini, Presiden Prabowo Subianto bahan masih menunggu Menko Perekonomian Airlangga Hartarto untuk mengetahui hasil negosiasi tarif impor resiprokal antara Pemerintah RI dan Pemerintah Amerika Serikat.

Oleh karena itu, Presiden tidak dapat menyampaikan informasi terbaru mengenai hasil negosiasi tarif impor AS yang ditetapkan oleh Presiden AS Donald Trump.

BACA JUGA :   MUI Himbau Penerapan Protokol Kesehatan disaat Idul Adha

“Ini saya belum ketemu Pak Airlangga. Saya enggak tahu jam berapa dia datang. Saya nunggu laporan beliau,” kata Presiden Prabowo menjawab pertanyaan wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/4).

Diketahui, Menko Airlangga sejak pekan lalu berada di Washington D. C., AS, untuk memimpin tim dari Pemerintah RI negosiasi tarif bersama beberapa pejabat dan lembaga pemerintah AS.

Delegasi RI, yang dipimpin oleh Menko Airlangga, dan delegasi AS bersepakat untuk membahas negosiasi tarif secara intensif selama 60 hari ke depan terhitung sejak Minggu (20/4). Dalam perundingan itu, delegasi AS yang dipimpin Airlangga di antaranya terdiri atas Anggota Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu, dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono.

Sementara itu, delegasi AS dari Kantor Dagang AS (USTR) dipimpin oleh USTR yang langsung dipimpin oleh Jamieson Greer.

Isu-isu yang dibahas dalam perundingan itu, antara lain mencakup perizinan impor, perdagangan digital dan Customs Duties on Electronic Transmissions (CDET), pre-shipment inspections, kewajiban surveyor, serta ketentuan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk sektor industri. Isu lainnya yang dibahas, yaitu implementasi tarif resiprokal, dan penguatan akses pasar kedua negara.

BACA JUGA :   Statusnya Menjadi Badan Layanan Umum Daerah, Kini RSUD Cabangbungin Mulai Menerima Pasien Umum

Indonesia menjadi beberapa negara yang diterima oleh AS untuk negosiasi pengenaan tarif resiprokal. Selain Indonesia, AS juga saat ini bernegosiasi dengan Vietnam, Jepang, dan Italia.

Di Washington D. C., Airlangga tidak hanya bertemu dengan pimpinan USTR, tetapi juga bertemu dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick.

Dalam pertemuannya dengan Lutnick, Airlangga menyampaikan sejumlah tawaran RI untuk AS, di antaranya Indonesia bersedia membeli LPG, gasoline, minyak mentah dari AS.

“Indonesia juga berencana untuk memberi produk agrikultur, antara lain gandum, kacang kedelai, susu kacang kedelai, dan Indonesia juga akan meningkatkan pembelian barang-barang modal dari Amerika,” kata Airlangga saat jumpa pers di Washington D. C. pada Jumat (18/4) minggu lalu. Red/HS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!