Putraindonews.com – NTT | Kepedulian terhadap masalah stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin tampak kuat dengan langkah positif yang diambil oleh Polda NTT dan Bhayangkari Daerah NTT.
Angka stunting yang cukup tinggi di wilayah ini mendorong Polda NTT untuk turut ambil bagian dalam upaya mengatasi permasalahan gizi buruk ini.
“Kegiatan hari ini merupakan gelombang ke dua. Pada gelombang pertama, kami berfokus pada 20 anak, dan dari mereka, delapan anak telah dinyatakan bebas dari stunting. Sekarang, kami melanjutkan dengan gelombang kedua yang melibatkan 29 anak,” kata Kapolda NTT. Senin (16/10/23).
Anak-anak stunting ini mendapatkan perhatian istimewa, termasuk makanan tambahan bernilai gizi dan juga diberikan sembako. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa mereka tumbuh sehat, baik secara fisik maupun intelektual.
Pemeriksaan berkala dilakukan setiap dua minggu, termasuk pengukuran tinggi dan berat badan, dan anak-anak ini tetap dipantau perkembangannya.
Kapolda NTT berharap bahwa bantuan yang diberikan akan digunakan untuk mendukung pertumbuhan anak-anak ini.
“Para orang tua juga harus lebih fokus pada kesehatan anak-anak dengan memberikan makanan dan minuman yang bergizi sehingga mereka bisa tumbuh sehat dan cerdas seperti anak-anak lainnya,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Bhayangkari Daerah NTT menekankan bahwa kegiatan peduli anak stunting ini sudah berjalan sejak bulan Maret.
“Kegiatan ini telah berlangsung selama enam bulan terakhir. Pada bulan Maret, kami bersama Polda NTT mencanangkan program orang tua asuh untuk anak-anak stunting. Setiap Polres telah memiliki lima anak asuh pada saat itu. Bapak Kapolda juga telah memberikan himbauan kepada seluruh jajaran Polres untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak stunting,” ungkap Ketua Bhayangkari Daerah NTT.
Selama kegiatan tersebut, Ny. Vera Johni Asadoma dan Kapolda NTT memberikan bantuan sosial berupa sembako dan makanan tambahan kepada anak-anak stunting. Langkah ini diharapkan akan membantu mengatasi masalah gizi buruk yang sering menjadi penyebab stunting.
Dua dokter dari Rumah Sakit Bhayangkara Kupang turut hadir dalam kegiatan ini. Mereka melakukan pemeriksaan fisik, termasuk mengukur tinggi dan berat badan anak-anak. Hal ini sangat penting dalam menilai perkembangan dan kesehatan anak-anak yang menderita stunting.
Usai pemeriksaan fisik, anak-anak stunting diberi makanan tambahan oleh ibu-ibu Bhayangkari yang turut serta dalam kegiatan ini, menunjukkan dukungan dan solidaritas mereka terhadap upaya peningkatan kesehatan anak-anak.
Sebanyak 29 orang anak stunting ini berasal dari berbagai kelurahan di NTT ini mendapat perhatian khusus dari ibu-ibu yang merupakan istri dari Polisi tersebut.
Bhayangkari Daerah NTT berkomitmen untuk terus menjalankan kegiatan seperti ini guna memerangi stunting dan memberikan harapan cerah bagi masa depan anak-anak NTT. Red/Nov