Drainase Buruk Penyebab Banjir di Perumahan Harapan Indah Bekasi

 

BEKASI – JABAR | Banjir dengan tinggi muka air (TMA) sekitar 30 sentimeter masih menggenangi permukiman warga di wilayah Rukun Warga (RW) 20 di Jalan Nusa Indah perumahan Harapan Indah, Kota Bekasi, hingga Senin (24/2). Sebelumnya banjir yang dipicu oleh faktor intensitas hujan tinggi sejak Sabtu (22/2) pukul 23.00 WIB hingga Minggu (23/2) pukul 07.00 WIB dan ditambah buruknya drainase itu telah merendam lima RW yakni RW 16, RW 17, RW 18, RW 19 dan RW 20 dengan TMA sekitar 150 sentimeter. Ujar Agus Wibowo Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Agus mengatakan bahwa berdasarkan data lapangan yang diambil dan diolah tim Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom) Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB), kondisi perubahan ketinggian TMA tersebut sekaligus mengindikasikan bahwa banjir sudah berangsur surut, namun prosesnya tergolong lama.

Selain buruknya sistem drainase, proses lambatnya penyurutan genangan air di lima RW tersebut juga disebabkan oleh kondisi topografi yang merupakan daerah cekungan sehingga mengakibatkan genangan air tidak dapat keluar atau mengalir melalui saluran pembuangan.

BACA JUGA :   CEGAH PENYEBARAN COVID-19, Masuk Mapolres Serang Kota Wajib Protkes

Di samping itu, berdasarkan kajian dan pantauan tim lapangan dari udara menggunakan drone di RW 18, tembok pembatas setinggi sekitar 5 meter berdiri di antara Harapan Indah I (Nusa Indah) dengan Harapan Indah II (Garden Indah) dan terdapat sumbatan saluran air yang terletak dibawah tembok pembatas.

Hingga saat ini, penduduk sekitar masih bahu membahu membersihkan sumbatan pada lokasi tersebut untuk mempercepat proses penyurutan air. Sementara itu di RW 16 dan RW 17, banjir sudah surut dan warga mulai fokus membersihkan tempat tinggal masing-masing.

Melihat Kajian Risiko Bencana Melalui inaRisk

Berdasarkan aplikasi potensi risiko bencana inaRisk BNPB, wilayah perumahan Harapan Indah memang memiliki potensi banjir dengan kategori sedang hingga tinggi.

Dengan melihat kondisi tersebut, BNPB memberikan saran sebagai solusi jangka pendek agar air dipompa keluar dan dialirkan ke saluran pembuangan menuju Kali Blencong atau wilayah penampungan air yang lebih rendah.

Kemudian perlu adanya perbaikan drainase guna mengatur manajemen air serta perlu adanya pengaturan pengelolaan sampah di area permukiman.

BACA JUGA :   Gelar Vaksinasi Massal Kali Ke IV Sebanyak 8.000 Peserta, FKPJ Bali Apresiasi INTI Bali dan IKBS

Budaya menjaga lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya juga menjadi penting sebagaimana hal tersebut masih menjadi faktor pemicu masalah banjir di sejumlah wilayah di Tanah Air.

*Curah Hujan Masih Tinggi*

Berdasarkan prakiraan cuaca berbasis hujan lebat dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), potensi hujan lebat masih dapat terjadi di wilayah Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat berlaku pada Selasa (25/2) pukul 07.00 WIB sampai dengan Rabu (26/2) pukul 07.00 WIB dengan status siaga.

Selain tiga wilayah tersebut, hujan lebat juga diprediksi dapat terjadi di wilayah seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.

Dengan melihat prakiraan cuaca dari BMKG tersebut, BNPB mengimbau kepada masyarakat agar mempersiapkan mitigasi dari potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca tersebut. (*)

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!