PUTRAINDONEWS.COM
PANDEGLANG – BANTEN | Pusdatinmas BNPB kembali melakukan edukasi sekaligus sosialisasi budaya sadar bencana. Kali ini, lokasi kelima sosialisasi di tahun 2019, yakni di lapangan Reunghas, Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten (5/10).
Sebelumnya dilakukan di Bogor, Gresik, Pekalongan, dan Karangasem Bali. Potensi bencana masing-masing daerah berbeda. Kabupaten Pandeglang berpotensi banjir, gempabumi, tsunami, kekeringan, puting beliung dan gunungapi. Khususnya di Banten ancamannya cukup tinggi untuk bencana Puting Beliung.
Mengawali sambutannya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Kapusdatinmas) BNPB yang mewakili Kepala BNPB mengatakan Kita perlu tahu bahwa adanya ancaman bencana di daerah Panimbang, Pandeglang. “BNPB bukan menakuti-nakuti namun mengingatkan, mengedukasi dan mensosialisasikan dalam mengambil inisiatif melakukan penyelamatan diri” kata Agus Wibowo selaku Kapusdatinmas BNPB.
Salah satu caranya adalah membangun komunikasi melalui kesenian tradisional. Hal ini merupakan model atau salah satu saluran komunikasi menyampaikan pesan kepada masyarakat. Pagelaran wayang golek dengan dalang Opick Sunandar Sunarya, Mekar Arum 2 Giriharja, dipilih menyampaikan edukasi bencana disela pertunjukannya mendalang wayang golek dengan bahasa daerah Sunda cukup efektif, agar masyarakat teredukasi sekaligus terhibur.
Kapusdatinmas BNPB juga mengingatkan musim kemarau akan berakhir dan akan masuk ke musim penghujan. “Perlu bagi masyarakat untuk membersihkan selokan atau parit agar tidak terjadi banjir” ingatnya.
Berkembangnya media sosial juga semakin maraknya hoaks, masyarakat diminta hati-hati dalam bermedia sosial. “Peroleh berita dari sumber yang resmi seperti dari BMKG, BPBD atau BNPB” kata Agus.
Selanjutnya, sosialisai budaya sadar bencana melalui acara pagelaran kesenian tradisional daerah. BNPB mengharapkan dapat memberikan contoh untuk pemerintah daerah dalam melanjutkan sosialisasi bencana. Baik di sekolah ataupun melalui kesenian tradisional. “Libatkan berbagai komponen, pemerintah daerah dan masyarakat. Semoga acara ini bermanfaat bagi masyarakat, dan menjadi contoh untuk pemerintah daerah mewujudkan masyarakat yang tangguh bencana” pesannya.
Camat Panimbang, Suhaedi Kurdiatna menjelaskan Panimbang mempunyai 28 Km pantai yang mempunyai potensi bencana tsunami. Pasca bencana tsunami Desember 2018 lalu, sebulan setelahnya Panimbang juga diterjang puting beliung.
Terimakasih atas bantuan BNPB dalam mengedukasi bencana. Kita harus siap dan mengantisipasi jauh sebelum bencana terjadi. “Banyak berita hoaks dari media sosial. Isu yang meresahkan masyarakat sehingga menyulitkan kami untuk melakukan evakuasi atau tidak,” ucap Camat Panimbang.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pandeglang Surya Darmawan, juga melaporkan Hunian Sementara (Huntara) bantuan BNPB sudah jadi dan Hunian Tetap (huntap) sedang dalam penyiapan lahan oleh provinsi. “Dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 BNPB sudah masuk di Pandeglang. BNPB sudah melakukan sosialisasi dari jauh hari, utamanya saat kami menghadapi bencana gempabumi dan tsunami” ungkapnya.
Asisten Daerah 1 Bupati Pandeglang, Ramadani yang mewakil Bupati Pandeglang mengatakan huntap rencana akan dibangun, namun masih dalam penyiapan lokasi tanah. “Huntara sudah terbangun oleh BNPB di Panimbang, Sumur dan Carita. Selanjutnya jika ada program lagi dari BNPB, Kabupaten Pandeglang membutuhkan shelter tsunami, di daerah Kecamatan Panimbang dan daerah lain beserta jalur evakuasinya,” harapnya.
Pada kesempatan yang sama, Kapusdatinmas BNPB juga memberikan bingkisan untuk 15 anak yatim di Panimbang, Pandeglang. Wayang golek dengan Dalang Opick Sunandar Sunarya ini juga disiarkan langsung oleh radio RRI yang bekerjasama dengan BNPBÂ dan direlai RRI Pandeglang Banten.
Pagi sebelumnya BNPB juga sudah melakukan sosialisasi di SDN 1 dan 4 Citeureup. Kegiatan ini, merupakan kegiatan dalam ruangan dan di luar ruangan yang diikuti kelas 1 s/d 6. Peserta menerima materi tentang penanganan penanggulangan bencana di Indonesia, pengenalan pemadam kebakaran dan bagaimana mengatasi api, lomba mewarnai, dongeng edukasi bencana, simulasi dan sebagainya.
Selain sosialisasi budaya sadar bencana melalui edukasi bencana di sekolah dan kesenian tradisional. BNPB juga telah melakukan sosialisasi dalam bentuk Ekspedisi Desa Tangguh Bencana, Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB), peringatan bulan PRB di bulan Oktober. Bagaimana dapat mengedukasi masyarakat dan sadar tinggal di daerah rawan bencana. Sehingga masyarakat siap siaga, seperti bangunan rumah aman gempa, serta menyelamatkan diri dari bencana.
( PMT )