Putraindonews.com – Jakarta | Kabut asap akibat dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Kalimantan Selatan telah dirasakan dampaknya oleh masyarakat, salah satunya di Kota Banjarmasin. Namun demikian, tim gabungan sudah bisa memetakan daerah sumber dan strategi pengendaliannya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjarmasin Husni Thamrin menyampaikan, kabut asap yang terjadi ditimbulkan oleh adanya kebakaran lahan. Sejak 26 Juni hingga 3 Oktober 2023 BPBD Kota Banjarmasin mencatat sedikitnya ada 33 titik kebakaran lahan di wilayahnya.
“Luasannya dari 33 titik ini 5,3 hektar. Skalanya kecil-kecil dan relatif mudah dijangkau karena aksesnya tidak jauh dari jalan, sehingga bisa kami mulai bisa atasi dan ini penyebabnya sebagian besar karena kelalaian akibat pembakaran sampah yang dibiarkan kemudian menyebar ke semak belukar,” tutur Husni, Kamis (5/10/23).
Selain itu, Husni mengungkapkan, kebakaran hutan yang terjadi di wilayah sekitar Kota Banjarmasin membuat kabut asap semakin meluas khususnya selama sepekan terakhir.
“Lebih karena kebakaran hutan dan lahan di daerah tetangga jadi kita terdampak kabut asapnya seperti di Kota Banjarbaru, Kabupaten Barito Kuala, dan Kabupaten Banjar yang memang ada ratusan titik yang sudah terbakar. Oleh karenanya, udara banjarmasin dalam beberapa hari terakhir tidak sehat karena terkepung asap kiriman ini dan kita sudah mengantisipasi ini,” kata Husni.
Menyikapi kondisi ini, Husni mengatakan, saat ini Pemerintah Kota Banjarmasin tengah memberlakukan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) bagi para siswa mulai tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai sekolah menengah pertama (SMP) sampai 7 Oktober 2023.
“Kita juga sudah memutuskan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh untuk mengambil langkah aman agar para pelajar kita terlindungi dan terhindar dari penyakit Inpeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Nanti kita akan evaluasi lagi apakah berlanjut atau tidak PJJ ini,” terang Husni. Red/HS