PUTRAINDONEWS.COM
JAKARTA | Rabu 6 Februari 2019. Pengusaha Ikan yang sekaligus Presiden Suara Independen Rakyat Indonesia, Tjandra Setiadji mengkritik keras Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang mengatakan bahwa produksi ikan Indonesia melebihi China. Menurutnya data tersebut ngawur.
Andy sapaan akrabnya itu lantas membandingkan dengan data World Bank pada tahun 2018 yang menempatkan Indonesia berada posisi nomor 10 di bawah China yang berada pada posisi nomor satu.
“Data World Bank pada tahun 2018 jelas posisinya di bawa China yang berada pada peringkat teratas,†terang Andy kepada para pewarta seraya meminta KKP untuk mengoreksi pernyataannya.
“Biar tidak ngawur,†sambung Andy sambil memaparkan sebagai berikut:
Laporan Desember 2018 World bank 10 exporter hasil laut terbesar didunia:
1. China $14m.
2. Norway $8,8m
3. Vietnam $5,8m
4. USA $5,1m
5. India $4,6m
6. Canada $4,2m
7. Chili $4m.
8. Sweden $3,7m.
9. Holland $3,13m.
10. Indonesia $3,11m.
Diketahui, Kelautan dan Perikanan Indonesia mengatakan, produksi ikan yang terus meningkat disebabkan kebijakannya dalam mengurangi kapal asing yang mencoba menangkap ikan di perairan Indonesia. Serta beberapa regulasi yang dibuat olehnya.
“Thailand turun, Vietnam juga, China turun. Data perekonomian Indonesia, dimana untuk sektor rill, surpus perdagangan adalah perikanan. Ini membuat produksi perikanan kita semakin meningkat setiap tahunnya,” ujarnya.
Andy menilai, bahwa KKP saat ini justru telah menjadi sebab akan turunnya produksi ikan dengan kebijakan yang membuat pemilik kapal tidak dapat mengoperasikannya. Sehingga menurutnya, dengan banyak kapal bersandar dari mana logikan ikan meningkat.
“Kapal banyak bersandar tidak melaut, lihat saja ke Muara Baru dan pelabuhan Benoa Bali, dari mana ikan bisa bertambah,†lanjut Andy yang juga Praktisi Hukum itu.
Ia pun menyarankan kepada KKP untuk memperhatikan betul apa yang menjadi teguran Presiden beberapa waktu lalu tentang ribetnya proses izin perkapalan.
“Tempo hari Presiden sampai menegur KKP untuk mempermudah izin yang selama ini ribet,†pungkas Andy. (**)