***
Putraindonews.com – Jakarta | Semalam Senin 6 Desember 2021, sekitar jam 21.00 wib kembali bus Transjakarta menabrak seorang pejalan kaki hingga tewas di dekat SMK 57 arah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Seperti tidak ada penanganan dan perbaikan atas pelayanan dan operasional Transjakarta yang terus alami kecelakaan.
Bahkan terkesan para direksi Transjakarta mendiamkan dan diam tidak bekerja memperbaiki semua kecelakaan bus Transjakarta. Bayangkan saja kemarin dalam sehari Transjakarta alami kecelakaan di jalan raya.
Coba, apakah ini hanya sebuah kecelakaan biasa? Apakah ini produk dari sebuah manajemen Transjakarta yang sudah bobrok? Kok dalam sehari kemarin bus Transjakarta ada tiga kali alami kecelakaan, ujar Azas Tigor Nainggolan Ketua FAKTA dan Analis Kebijakan Transportasi dalam press releasenya yang diterima redaksi, selasa 7/12 siang.
Jelas semua kejadian kecelakaan Transjakarta adalah produk dari sebuah bobroknya atau salah urus dari direksi Transjakarta itu sendiri.
Terakhir semalam bus Transjakarta menabrak sorang pejalan kaki yang hendak menyebrang hingga meninggal dunia, ungkap Tigor.
Pemprov tidak bisa hanya diam dan mendiamkan masalah Transjakarta alami kecelakaan.
Pemprov harus mengambil sikap tegas terhadap para direksi Transjakarta dan mengganti mereka segera, pintanya.
Kemarin direktur utama PT Transjakarta Yana Aditya dalam pertemuan dengan DPRD Jakarta memaparkan, ada 502 kecelakaan yang dialami oleh bus transjakarta sepanjang Januari-Oktober 2021.
Kecelakaan paling banyak disebabkan bus transjakarta menabrak obyek tertentu atau kecelakaan tunggal, yakni 88 persen dari total kecelakaan.
Sementara 12 persen lainnya, bus transjakarta ditabrak atau diserempet oleh kendaraan lain. Data kecelakaan ini belum termasuk semua kecelakaan di bulan November, 2021.
Data diungkapkan juga oleh Yana Aditya kemarin bahwa kecelakaan paling banyak melibatkan bus milik operator PPD yakni 34 persen, disusul operator Mayasari 32 persen, Steady Safe 16 persen, Kopaja 13 persen, Transwadaya 3 persen, Pahala Kencana 1 persen, dan Bianglala 1 persen.
Begitu pula dalam kecelakaan bus Transjakarta yang menabrak Pos Polisi di depan PGC Jakarta Timur Kamis 2 Desember 2021, ternyata ada satu orang korban.
Informasi yang didapat bahwa petugas penjaga pintu palang pintu jalur Transjakarta diduga meninggal dunia karena terjepit bus dan reruntuhan puing pos polisi.
Semua kejadian dan kecelakaan bus Transjakarta tersebut tidak akan terjadi jika para perusahaan operator dan pengemudinya beroperasi dengan baik.
Para operator dan pengemudi akan beroperasi baik jika memang seleksi operator dilakukan secara benar oleh direktur pelayanan Transjakarta.
Para operator dan pengemudi akan beroperasi baik jika direktur operasional mengawasi operasional dengan baik.
Para operator dan pengemudi juga pengguna Transjakarta akan mendapatkan fasilitas aman, nyaman dan selamat jika direktur teknis bekerja dengan baik.
Berarti semua kejadian kecelakaan ini bisa terjadi karena para direksi Transjakarta tidak bekerja dan tidak melayani serta melindungi – memberikan layanan yang Aman, Nyaman juga Selamat kepada pengguna Transjakarta, kata Tigor.
Segeralah dilakukan audit total terhadap para direksi Transjakarta dan mengganti para direksi yang tidak bekerja secara baik, pintanya.
Ada kesalahan para operator dan pengemudi tetapi itu disebabkan oleh tidak bekerjanya para direksi Transjakarta dalam mengawasi rekruitmen, pelayanan dan operasional para operator juga pengemudi oleh para direksi Transjakarta.
Untuk itu harus dilakukan perombakan jabatan direksi Transjakarta menyelamatkan Transjakarta dari Kehancuran.
Perombakan jajaran direksi adalah untuk perbaikan, harus segera dilakukan sambil audit total dilakukan.
Gubernur Jakarta jangan diam dan segera melakukan penggantian atau perombakan para direksi Transjakarta yang tidak bekerja.
Perombakan setidaknya dengan direksi yang bertanggung soal pelayanan, operasional dan teknis di Transjakarta.
Jika tidak dilakukan tindakan segera perombakan jajaran direksi untuk memperbaiki layanan Transjakarta, kita patut curiga bahwa gubernur Jakarta membiarkan dan bisa jadi mendiamkan Transjakarta hancur pungkasnya. Red/Ben
***