Oleh: Thoriq Anshorullah
Putraundonews.com, Pendidikan berkualitas adalah kunci utama dalam membangun masa depan bangsa yang berdaya saing tinggi. Seiring kemajuan teknologi dan perubahan cara belajar, pendekatan Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) menjadi solusi inovatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Menteri Mu’ti menegaskan bahwa Deep Learning bukan sekadar menghafal atau mengerjakan soal ujian, tetapi memahami konsep secara menyeluruh, menghubungkannya dengan berbagai disiplin ilmu, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.
Pendekatan ini menekankan pemahaman mendalam, eksplorasi, dan pemaknaan ilmu, sehingga belajar bukan hanya kewajiban, tetapi juga pengalaman yang menyenangkan dan mencerahkan.
Tantangan pendidikan saat ini tidak hanya menuntut siswa menguasai mata pelajaran, tetapi juga memiliki keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 43,3% lulusan SMA di Indonesia merasa kurang siap menghadapi dunia kerja, yang membuktikan bahwa sistem berbasis hafalan dan ujian masih belum cukup untuk membekali mereka dengan keterampilan yang relevan.
Karena itu, diperlukan pendekatan baru yang tidak hanya berfokus pada nilai akademik, tetapi juga penguatan kompetensi berbasis pengalaman dan pemahaman mendalam.
Dari segi regulasi, pendekatan Deep Learning sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menekankan pendidikan berbasis kompetensi.
Sistem ini menitikberatkan pada pembelajaran aktif, kreatif, dan inovatif, sesuai dengan prinsip Deep Learning yang membuat proses belajar lebih bermakna. Selain itu, Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 juga mengamanatkan bahwa pendidikan harus mengembangkan potensi siswa secara maksimal agar mereka bisa berkontribusi nyata dalam masyarakat.
Sejarah pendidikan juga menunjukkan bahwa pendekatan berbasis eksplorasi dan pemecahan masalah telah diterapkan oleh para tokoh pendidikan, seperti Ki Hadjar Dewantara dengan konsep Among System, yang menekankan kebebasan dan pemaknaan dalam belajar.
Sistem ini mirip dengan Student-Centered Learning, di mana siswa memiliki kebebasan lebih besar dalam mengeksplorasi dan memahami suatu materi. Menurut data OECD 2022, negara dengan sistem pendidikan berbasis eksplorasi seperti Finlandia dan Kanada memiliki tingkat kepuasan siswa terhadap pembelajaran sebesar 85%, jauh lebih tinggi dibandingkan sistem berbasis ujian.
Secara filosofis, Deep Learning sejalan dengan filsafat konstruktivisme, yang menyatakan bahwa siswa membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
Menteri Mu’ti menegaskan bahwa pembelajaran mendalam memungkinkan siswa menemukan makna dalam belajar, sehingga mereka lebih termotivasi untuk terus menggali ilmu.
Prinsip ini juga diadopsi oleh John Dewey, yang menekankan bahwa pendidikan harus berbasis pengalaman nyata agar memiliki dampak jangka panjang.
Dalam konteks ini, pembelajaran bukan sekadar transfer informasi dari guru ke siswa, tetapi juga interaksi aktif dengan dunia nyata. Misalnya, dalam sains, siswa tidak hanya mempelajari teori di kelas, tetapi juga melakukan eksperimen atau proyek berbasis penelitian yang memungkinkan mereka mengalami langsung fenomena ilmiah.
Penerapan prinsip ini semakin relevan di era digital. Menurut World Economic Forum 2023, 65% anak yang saat ini bersekolah akan bekerja di bidang yang belum ada saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan berbasis hafalan sudah tidak cukup untuk menyiapkan mereka menghadapi masa depan.
Oleh karena itu, Deep Learning menjadi sangat penting untuk membangun daya adaptasi dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Dari segi sosial, pendekatan ini juga mengembangkan keterampilan sosial dan kecerdasan emosional siswa. Pendidikan yang hanya berfokus pada hafalan sering kali tidak membantu siswa dalam membangun keterampilan sosial. Sebaliknya, Deep Learning mendorong siswa untuk berkolaborasi, berdiskusi, dan berkontribusi dalam masyarakat.
Penelitian Kemendikbudristek 2022 menunjukkan bahwa sekolah yang menerapkan model pembelajaran berbasis proyek mengalami peningkatan 25% dalam keterampilan komunikasi siswa dibandingkan sekolah dengan metode konvensional.
Siswa yang terlibat dalam proyek sosial juga mengalami peningkatan 30% dalam empati dan keterlibatan sosial, yang sangat penting dalam membangun generasi yang peduli terhadap lingkungan sekitar.
Di Indonesia, penerapan Deep Learning bisa dilakukan melalui program pembelajaran berbasis komunitas, di mana siswa menyelesaikan masalah nyata di sekitar mereka. Misalnya, di beberapa sekolah di Jawa Tengah dan Yogyakarta, siswa diajak bekerja sama dengan masyarakat dalam proyek pengelolaan sampah dan konservasi lingkungan.
Dengan pengalaman ini, mereka tidak hanya memahami teori ekologi, tetapi juga belajar bagaimana menerapkannya untuk menciptakan dampak positif dalam masyarakat.
Metode dan Strategi Implementasi Deep Learning dalam Pembelajaran
Untuk menerapkan Deep Learning secara efektif, terdapat empat elemen utama yang harus diperhatikan:
1. Kemitraan Pembelajaran
Kemitraan dalam pembelajaran melibatkan guru, siswa, dan komunitas sebagai kolaborator dalam proses pendidikan. Misalnya, siswa dapat bekerja sama dengan komunitas lokal untuk proyek penelitian atau pengembangan solusi berbasis teknologi yang menyelesaikan permasalahan nyata.
2. Lingkungan Belajar yang Mendukung
Lingkungan belajar harus dirancang agar memberikan ruang bagi eksplorasi, inovasi, dan interaksi yang dinamis. Pemanfaatan teknologi digital, seperti platform e-learning dan virtual reality, dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.
3.Pemanfaatan Digital dalam Pembelajaran
Teknologi digital memainkan peran penting dalam mendukung eksplorasi pengetahuan. Misalnya, siswa dapat menggunakan kecerdasan buatan untuk menganalisis data dalam penelitian mereka, atau memanfaatkan media interaktif untuk menyampaikan ide dengan cara yang lebih menarik.
4. Praktik Pedagogis yang Inovatif
Guru perlu mengadopsi metode pembelajaran yang mendorong keterlibatan siswa, seperti:
• Pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning): Siswa belajar melalui pengalaman langsung dengan menyelesaikan proyek yang relevan dengan kehidupan nyata.
• Gamifikasi (Gamification): Meningkatkan keterlibatan siswa dengan menerapkan elemen permainan dalam pembelajaran.
• Pengkodean (Coding): Mengembangkan pemikiran logis dan keterampilan pemecahan masalah sejak dini.
Dampak Deep Learning terhadap Proses Pembelajaran
Pendekatan Deep Learning membawa perubahan signifikan dalam dunia pendidikan, terutama dalam aspek berikut:
1. Meningkatkan Keterlibatan dan Motivasi Siswa
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa keterlibatan siswa dalam pembelajaran mengalami penurunan dari 95% saat mereka masih di TK menjadi hanya 39% di kelas 2 SMA. Dengan menerapkan Deep Learning, pembelajaran menjadi lebih relevan dan menarik bagi siswa, sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar.
2. Mempersiapkan Siswa dengan Keterampilan Abad ke-21
Deep Learning menekankan enam kompetensi global (6Cs):
• Karakter: Ketangguhan dan integritas siswa.
• Kewarganegaraan: Kepedulian terhadap lingkungan dan sosial.
• Kolaborasi: Kemampuan bekerja sama dan berempati.
• Komunikasi: Kemampuan menyampaikan ide secara efektif.
• Kreativitas: Kemampuan inovasi dan pemecahan masalah.
• Berpikir Kritis: Keterampilan menganalisis dan mengevaluasi informasi secara objektif.
3. Menciptakan Pendidikan yang Lebih Inklusif
Menurut data BPS tahun 2023, sekitar 17% siswa di Indonesia berasal dari latar belakang ekonomi rendah yang kesulitan mengakses pendidikan berkualitas. Deep Learning memungkinkan pembelajaran yang lebih adaptif dan personalisasi, sehingga dapat menjangkau seluruh siswa tanpa terkecuali.
4. Transformasi Peran Guru sebagai Fasilitator
Dengan pendekatan Deep Learning, peran guru bergeser dari sekadar penyampai informasi menjadi fasilitator yang membimbing siswa dalam eksplorasi ilmu. Guru juga dituntut untuk terus mengembangkan keterampilan mereka dalam menggunakan teknologi dan metode pembelajaran inovatif.
Jadi Sebaiknya Bagaimana?
Pendekatan Deep Learning dalam pembelajaran merupakan langkah revolusioner dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Dengan menekankan pemahaman mendalam, eksplorasi, dan keterlibatan aktif siswa, metode ini dapat menjawab tantangan pendidikan modern serta mempersiapkan generasi yang lebih kompeten dalam menghadapi dunia yang terus berkembang.
Sebagai pendidik dan pemangku kepentingan pendidikan, kita memiliki peran untuk memastikan bahwa Deep Learning tidak hanya menjadi konsep, tetapi juga praktik nyata yang dapat membawa perubahan positif bagi masa depan pendidikan bangsa.
Seperti yang dikatakan Menteri Mu’ti, “Deep Learning mendorong bagaimana belajar mampu memuliakan manusia dengan segala perbedaan kemampuan dan keahliannya.”Ucap Abdul Muti. Mari bersama-sama membangun sistem pendidikan yang lebih inklusif, inovatif, dan berdaya saing tinggi.
Penulis adalah Mahasiswa Aktivis Pendidikan