Oleh: Hepriyadi Zaicily
Putraindonews.com, Tangerang – Pemerintah Provinsi Banten di bawah kepemimpinan Andra Soni – Achmad Dimyati mengambil langkah besar dengan memasukkan sekolah swasta ke dalam Program Sekolah Gratis mulai tahun ajaran 2025/2026. Langkah ini merupakan perubahan penting dalam kebijakan pendidikan.
Dengan dukungan dari APBD Provinsi Banten tahun 2025 yang diperkirakan akan mengalokasikan dana yang cukup besar dilaporkan mencapai lebih dari Rp 1 triliun untuk sekolah swasta, program ini berpotensi mengubah secara fundamental cara pembiayaan pendidikan menengah di Provinsi Banten.
Bersumber dari Pernyataan Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, Tujuan utamanya sangat jelas dan mulia: memastikan setiap anak di Banten memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan berkualitas di tingkat SMA, SMK, SKh, dan MA, tanpa terhalang oleh batasan ekonomi.
Bagi sekitar 811 hingga 1.200 sekolah swasta yang siap berpartisipasi, kebijakan ini tidak hanya membawa peluang, tetapi juga tantangan adaptasi yang bisa mendorong transformasi positif.
Berdasarkan Pernyataan Gubernur Banten yang diliput berbagai media. Salah satu elemen kunci dari program ini adalah skema pembiayaan di mana pemerintah provinsi memberikan subsidi per siswa yang disalurkan melalui rekening siswa di Bank Banten dan secara otomatis didebet untuk sekolah.
Meskipun jumlah alokasi per siswa (Rp 250.000/bulan di Tangerang Raya dan Rp 150.000/bulan di daerah lain) serta komponen yang dicakup (SPP, uang gedung, LKS) memerlukan penyesuaian internal yang cermat bagi sekolah yang sebelumnya memiliki struktur biaya yang berbeda, kebijakan ini bisa dilihat sebagai dukungan finansial yang strategis.
Alih-alih hanya menjadi “dilema” mengenai kecukupan, situasi ini justru mendorong sekolah swasta untuk melakukan audit finansial yang lebih teliti, merestrukturisasi biaya, dan berkomunikasi secara terbuka kepada orang tua tentang kontribusi subsidi pemerintah dibandingkan dengan potensi kebutuhan biaya lain di luar cakupan (seperti program pengayaan, pengembangan fasilitas non-inti, dan sebagainya).
Proses ini berfungsi sebagai katalis positif untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi finansial di lingkungan sekolah swasta.
Selain itu, ini juga mendorong kreativitas sekolah untuk mencari sumber pendanaan alternatif yang sah guna mendukung operasional dan pengembangan kualitas.
Merujuk pada prinsip pengelolaan dana pendidikan gratis serupa di sekolah negeri sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur Banten Nomor 52 Tahun 2020.
Cara dana ditransfer secara otomatis melalui sistem perbankan memerlukan beberapa pembaruan pada sistem admin keuangan sekolah.
Kebutuhan untuk menyelaraskan data siswa, data rekening, dan sistem penagihan dengan Bank Banten mendorong kita untuk melakukan modernisasi pada sistem manajemen sekolah.
Meskipun di awal mungkin akan ada investasi yang diperlukan untuk meningkatkan kapasitas SDM dan teknologi, dalam jangka panjang, ini akan membawa dampak positif bagi tata kelola keuangan yang lebih efisien, akuntabel, dan profesional di sekolah swasta.
Ini jadi langkah penting agar pengelolaan bantuan publik di bidang pendidikan lebih teratur dan konsisten.
Dengan dukungan pembiayaan pokok dari pemerintah, persaingan di antara sekolah swasta mulai beralih dari sekadar biaya menuju fokus pada kualitas dan keunikan program.
Sekolah-sekolah kini tidak hanya bersaing dalam hal harga SPP, tetapi juga dalam nilai tambah pendidikan yang mereka tawarkan, seperti keunggulan akademik, inovasi dalam kurikulum, kualitas pengajaran guru, fasilitas yang mendukung, pengembangan karakter siswa, dan hubungan yang erat dengan komunitas.
Ini adalah “dilema” yang sebenarnya positif, mendorong sekolah swasta untuk terus berinovasi, meningkatkan mutu, dan menciptakan keunggulan spesifik yang dapat menarik dan mempertahankan siswa.
Program Sekolah Gratis Provinsi Banten, yang juga mencakup sekolah swasta, adalah langkah berani untuk masa depan sumber daya manusia di Banten.
Meskipun sekolah swasta menghadapi tantangan dan dinamika dalam proses adaptasi, dari perspektif pengamat pendidikan, ini bisa menjadi pendorong yang kuat untuk perubahan positif.
Program ini mendorong transparansi dalam keuangan, modernisasi dalam administrasi, pencarian sumber pendanaan yang kreatif, dan penekanan yang lebih besar pada kualitas pendidikan.
Keberhasilan program ini tidak hanya akan diukur dari jumlah siswa yang terbebas dari biaya, tetapi juga dari kemampuan sekolah swasta untuk merespons tantangan ini dengan cara yang positif, berinovasi, dan pada akhirnya berkontribusi pada penguatan ekosistem pendidikan di Banten secara keseluruhan.
Kerja sama yang berkelanjutan antara pemerintah provinsi, sekolah swasta, dan masyarakat akan menjadi kunci untuk memastikan bahwa program ini memberikan manfaat yang optimal dan berjangka panjang bagi seluruh warga Banten.
Penulis adalah Guru Smk Swasta di Kota Tangerang