Putraindonews.com-Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas/EBY), menyampaikan bahwa peringatan Maulid Nabi menjadi momen penting untuk mengajak bangsa Indonesia kembali membangun peradaban yang berlandaskan akhlak, persatuan, dan kemajuan.
Dalam sambutannya, Ibas mengajak seluruh elemen bangsa untuk meneladani Rasulullah SAW dalam menciptakan masyarakat yang berkeadaban dan berkepribadian luhur.
Hal ini disampaikan Edhie Baskoro dalam agenda perayaan Maulid Nabi sebagai Inspirasi Peradaban Akhlak, Persatuan & Kemajuan yang digelar di Jakarta, bersama para ulama, pengasuh pondok pesantren, santri, dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia.
Teladani Rasulullah sebagai Fondasi Peradaban
Dalam sambutannya, Ibas menegaskan: “Maulid Nabi sebagai inspirasi peradaban akhlak, persatuan, dan kemajuan adalah ajakan untuk kembali ke jati diri bangsa: berakhlak, bersatu, dan maju bersama.”
Ia mengutip firman Allah dalam Al-Qur’an:
“Laqad kāna lakum fī Rasūlillāhi uswatun ḥasanah”
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu…” (QS. Al-Ahzab: 21)
Ibas mengajak seluruh masyarakat untuk merenungkan kondisi dunia saat ini yang penuh luka dan konflik.
“Dunia hari ini sedang luka. Dari Gaza sampai Sudan, dari Ukraina sampai Myanmar, dari Prancis sampai Nepal. Peperangan, konflik, kekerasan, dan kebencian menyebar, sementara kasih sayang dan akhlak ditinggalkan. Naudzubillah min dzalik.”
Ia mengingatkan, “Demokrasi tanpa akhlak hanya melahirkan keributan, bukan kebaikan.”
Menurutnya, keteladanan Rasulullah harus menjadi fondasi utama dalam membangun masyarakat. “Rasulullah membangun Madinah bukan dengan kekuasaan, tapi dengan keteladanan.”
Peradaban Akhlak dan Seruan Persatuan
Ibas juga menegaskan pentingnya revolusi akhlak di seluruh aspek kehidupan: “Dari ruang kelas sampai ruang kekuasaan, dari pasar umum sampai gedung parlemen.”
Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk saling mendukung dan bersatu: “Kita akan bisa lebih maju jika bersatu. Ulama, umara, santri, rakyat—semua saling topang, saling doa, dan saling jaga.”
Sebagai wakil rakyat, Ibas juga menyampaikan sejumlah program yang terus ia kawal, seperti Beasiswa Santri (PIP), digitalisasi pesantren, dan penguatan kurikulum diniyah dan vokasi.
Ia juga mendorong pendirian Kementerian Haji dan Umrah, serta memperjuangkan program makan bergizi gratis untuk anak-anak sekolah dan santri. Selain itu, Ibas menegaskan komitmennya dalam memperjuangkan tunjangan dan sertifikasi bagi guru ngaji, guru madrasah, dan guru pesantren, termasuk program P3K dan pengangkatan guru honorer.
“Karena kami percaya, guru adalah pahlawan peradaban.”
Menutup sambutannya, Ibas menyerukan pentingnya sinergi menuju Indonesia Emas 2045:
“Kalau kita kompak dan serius bangun bersama, maka tiga fondasi Indonesia Emas 2045 harus kita kawal, yakni demokrasi yang berakhlak, aspirasi yang menyatukan bukan memecah, serta nilai kebangsaan yang ditanam sejak dini.”
Ia mengutip hadis: “Khairun naas anfa’uhum linnaas” “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad, Thabrani, dan Daruquthni)
“Mari kita satukan langkah, jaga ukhuwah, dan perkuat persaudaraan kebangsaan,” tutup Ibas.
Tanggapan Ulama dan Legislator
Sementara itu, Pimpinan Pesantren Modern Darussalam Gontor, KH. Hasan Abdullah Sahal, menanggapi sambutan Ibas dengan menegaskan bahwa yang paling penting dalam membangun peradaban adalah keteladanan, kepercayaan, kebersamaan, dan barokah.
“Semua yang disampaikan Mas Ibas tidak ada yang salah. Tinggal kita pastikan kolaborasi bersama dengan kompak untuk akhlak yang lebih baik,” ujarnya.
Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Dr. Ir. H. Nanang Samodra, KA., M.Sc, turut menyoroti pentingnya implementasi UU No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren yang belum banyak ditindaklanjuti pemerintah daerah. Ia juga menyoroti tantangan era digital terhadap karakter santri, serta pentingnya keterlibatan orang tua dan guru dalam pembinaan.
“Pesantren harus didukung, baik dari sisi pendanaan maupun pembinaan karakter di era digital,” katanya.
Dalam agenda ini, Ibas didampingi oleh segenap anggota Komisi VIII Fraksi Partai Demokrat, yaitu Dr. H. Achmad, M.Si, Dr. Ir. H. Nanang Samodra, KA., M.Sc, dan Drs. H. Zulfikar Achmad.
Turut hadir pula para pimpinan pondok pesantren dari berbagai daerah, antara lain KH. Hasan Abdullah Sahal dari Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo, H. Saroni, Lc dari Pesantren Modern Arrisalah Ponorogo, dan H. Hammam Fathulloh HB, SE., M.Pd dari Pesantren Al Fattah Kikil Arjosari Pacitan, serta sejumlah tokoh pesantren lainnya.Red/HS