Ketua MPR RI Bamsoet Ajak Elit Politik Implementasikan Pancasila Dalam politik Kebangsaan

Putraindonews.com-Jakarta | jangan jadikan Pilkada sebagai sumber dukacita,” jelas Bamsoet.

Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI (Ormas Pendiri Partai Golkar) dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini menerangkan, pengimplementasian Pancasila dalam politik kebangsaan oleh para elite politik sangat penting. Mengingat akhir-akhir ini, nilai-nilai Pancasila mulai sering dipertanyakan manifestasinya, dijauhkan dari jangkauan diskursus publik, dan bahkan dikesampingkan sebagai rujukan dalam praktik kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan.

Tahun 2018, survei LSI mencatat bahwa dalam kurun waktu 13 tahun, dari tahun 2005 hingga 2018, masyarakat yang menyatakan pro terhadap Pancasila telah mengalami penurunan yang cukup signifikan (sekitar 10 persen), dari 85,2 persen pada tahun 2005 menjadi 75,3 persen pada tahun 2018.

BACA JUGA :   Ahmad Muzani: Pilkada Serentak 2024, Jangan Jadi Jurang Pemisah

“Survei CSIS menyebutkan bahwa sekitar 10 persen generasi milenial setuju mengganti Pancasila dengan ideologi yang lain. Dari survei Komunitas Pancasila Muda pada tahun 2020, diketahui bahwa hanya 61 persen responden yang merasa yakin dan setuju bahwa nilai-nilai Pancasila sangat penting dan relevan dengan kehidupan mereka. Sementara 19,5 persen di antaranya menganggap Pancasila hanya sekedar istilah yang tidak benar-benar dipahami maknanya,” terang Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI/Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, tahun 2021, survei yang dilakukan MEDIAN mencatat bahwa sebanyak 49 persen responden berpandangan Pancasila belum dilaksanakan dengan baik dan benar. Survei SMRC tahun 2022 mencatat bahwa bahwa komitmen publik terhadap nilai-nilai Pancasila, dan bagaimana nilai-nilai Pancasila direalisasikan dalam kehidupan berbangsa, masih diklasifikasikan dalam kategori ‘sedang’.

BACA JUGA :   Pimpinan DPR RI Diminta segera Wujudkan Perlindungan Menyeluruh Bagi PRT

Selanjutnya tahun 2023, hasil survei Setara Institute dan Forum on Indonesian Development (INFID) juga mencatat bahwa 83,3 persen siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) menganggap bahwa Pancasila bukanlah ideologi permanen, dan oleh karenanya bisa diganti.

“Berbagai temuan hasil survei di atas mengisyaratkan pesan penting bagi kita untuk mereview kembali cara kita memaknai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita perlu membangun paradigma baru untuk membumikan nilai-nilai Pancasila dalam segala aspek dan dimensinya. Eksistensi Pancasila harus dapat dirasakan kehadirannya dalam setiap ruang dan relung publik diimplementasikan secara nyata, dan diaktualisasikan dalam berbagai realitas sosial, politik, dan ekonomi,” pungkas Bamsoet.Red/HS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!