Putraindonews.com-Jakarta | Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo bersama OSIS SMA Labschool Kebayoran akan bekerjasama menyelenggarakan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dalam rangkaian event SKYNATION 2024. Didalamnya juga terdapat berbagai rangkaian lomba seperti lomba paskibraka ketangkasan baris-berbaris (LKBB), variasi, dan formasi. Target peserta 40 tim Paskibra SMP dan 40 tim Paskibra SMA.
“Lebih dari sekadar ajang lomba, SKYNATION juga dirancang untuk memperkuat kedisiplinan dan menciptakan pengalaman berharga bagi para siswa. Sehingga diharapkan dapat membentuk jiwa kepemimpinan sekaligus memupuk jiwa nasionalisme dan patriotisme generasi muda agar semakin kuat,” ujar Bamsoet usai menerima pengurus OSIS SMA Labschool Kebayoran, di Jakarta, Kamis (14/3/24).
Hadir antara lain, Ketua OSIS SMA Labschool Kebayoran Amia Kirana, Ketua Bidang 1 OSIS SMA Labschool Kebayoran Melati Herawati, Ketua Pelaksana SkyNation 2024 Ruby Aliya, dan PO Teknis SkyNation 2024 Severnaya Alifa.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, Indonesia memiliki momentum emas dengan hadirnya bonus demografi. Diperkirakan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2045 akan mencapai 324 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persen atau sebanyak 227 juta jiwa adalah kelompok usia produktif.
“Bonus demografi adalah momentum penting yang tidak boleh begitu saja kita lewatkan. Kita perlu belajar dari pengalaman berbagai negara yang telah sukses mengoptimalkan periode bonus demografi, seperti Korea Selatan, Tiongkok dan Jepang. Setiap negara tersebut berhasil memanfaatkan momentum bonus demografi dengan cara masing-masing,” jelas Bamsoet.
Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini juga mengingatkan masih adanya fenomena kekerasan dan vandalisme, paham radikal, sikap intoleran, dan berbagai arus pemikiran yang menegaskan ideologi serta menggerus nilai-nilai kearifan lokal bangsa. Berbagai virus ideologi tersebut jika tidak ditangkal sejak saat ini, dapat membuat bonus demografi berubah menjadi bencana demografi.
“Hadirnya berbagai virus ideologi yang merongrong kehidupan generasi muda memang tidak mudah untuk kita diagnosa secara kasat mata, namun dapat kita rasakan dalam kehidupan keseharian. Misalnya dalam gaya hidup, cara berpakaian, bersikap dan bertingkah laku, dimana kecenderungan menjadikan budaya asing sebagai kiblat dan rujukan. Karena itu, membekali generasi muda kita dengan nilai-nilai dan wawasan kebangsaan, untuk melindungi jatidiri dan identitas kebangsaan kita di masa depan, menjadi sebuah keniscayaan,” pungkas Bamsoet.Red/HS