Putraindonews.com – Jakarta | Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengharapkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2024 mampu mendorong percepatan pembangunan, yakni melalui akselerasi pencapaian sejumlah target pembangunan dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Perhatian pada infrastruktur sebagai program utama yang menjangkau beberapa bidang prioritas harus berimbang dengan sektor lainnya,” katanya dalam diskusi daring Forum Diskusi Denpasar, Rabu 27 September 2023.
Menurut Lestari sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis (28/9/23), pemerintah sejatinya telah menetapkan penguatan dukungan pendanaan pada bidang prioritas, seperti pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, infrastruktur, dan ketahanan pangan dengan perkiraan pemulihan ekonomi global sampai akhir tahun 2023 masih bertahan.
Di tengah tantangan global itu, dia berharap Indonesia mampu memanfaatkan bonus demografi dan siap menghadapi disrupsi teknologi, agar sumber daya manusia (SDM) Indonesia bisa produktif, inovatif, dan berdaya saing.
“Bila APBN 2024 tidak mampu menjalankan fungsinya sebagai instrumen transformasi sejumlah sektor, dikhawatirkan sejumlah target pembangunan sulit tercapai,” kata dia.
Oleh karena itu, Lestari berharap postur APBN 2024 mampu membangkitkan sejumlah potensi yang dimiliki Indonesia untuk mendorong pertumbuhan sejumlah sektor prioritas pembangunan.
“Agar visi Indonesia Emas 2045 bisa diwujudkan,” kata Lestari.
Sementara itu, Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan RI, Wahyu Utomo mengatakan bahwa kebijakan fiskal harus bisa merealisasikan olah pikir menjadi olah rasa, sehingga angka-angka pada APBN 2024 harus bermakna terhadap peningkatan pembangunan sosial ekonomi dan menjawab sejumlah tantangan.
Senada dengan Lestari, Wahyu juga mengatakan bahwa APBN merupakan instrumen untuk mendukung berbagai agenda pembangunan, sehingga harus mampu meredam ketidakpastian sekaligus menjadi akselerator pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan.
“Kebijakan fiskal harus diselaraskan dengan siklus perekonomian, agar tidak terjadi overheating,” kata Wahyu yang menjadi narasumber pada diskusi tersebut.
Berdasarkan catatan Wahyu sejak 2015 hingga 2022, pemerintah sudah mengalokasikan Rp3.492,8 triliun untuk anggaran pendidikan dalam upaya mewujudkan SDM unggul. Red/HS