Pencegahan Judi Online terhadap Anak Harus segera Dilakukan

.com-Berperilaku impulsif, bertindak tanpa rencana untuk mendapatkan pengalaman baru.

Bahkan, tambah dia, kalangan remaja saat ini juga ikut terlibat mempromosikan , sehingga kegiatan judi online merupakan kegiatan yang tidak awam lagi bagi remaja.

Menurut Debora, sejumlah faktor yang memicu ketertarikan remaja terhadap judi online antara lain faktor individu, keluarga, dan lingkungan sosial.

Pengamat sosial UI, Devie Rahmawati berpendapat banyak hal yang menyebabkan orang terperosok ke judi online. Antara lain, tambah dia, selain mudah diakses, tampilannya berupa game dan uang yang dipertaruhkan dalam satu permainan relatif terjangkau.

BACA JUGA :   Persiapkan Langkah Antisipasi dengan Baik untuk Wujudkan Mudik yang Aman dan Nyaman

“Sehingga orang yang semula tidak tertarik judi, malah jadi pemain judi online,” ujar Devie. Apalagi, ujar dia, salah satu pintu masuk judi online adalah konten pornografi.

Di sejumlah negara, ungkap Devie, judi online dianggap yang legal. Dunia digital yang tidak mengenal batas negara, jelas dia, menjadi pintu masuk judi online yang sangat terbuka.

BACA JUGA :   Ketua MPR RI Bamsoet Terima Appreciation Award dari Kelompencapir Disscusion Notaris Indonesia

Sehingga, tegas Devie, bila dalam hanya menggantungkan pada negara dan aparat, akan sulit untuk berhasil.

Keluarga, jelas dia, merupakan pintu utama masuknya judi online, sehingga anak usia 0-6 tahun seharusnya tidak boleh terpapar digital.

“Bila di setiap rumah bisa menutup rapat paparan judi online terhadap keluarga, Insya Allah masalah judi online akan bisa kita atasi sebagai sebuah bangsa, ” pungkas Devie.Red/Nov

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!