PNBP Rinjani Sentuh Rp22,5 Miliar, Johan Rosihan Minta Keselamatan dan Konservasi Jadi Prioritas

Putraindonews.com-Anggota MPR RI, Johan Rosihan, menyoroti perlunya peningkatan aspek keselamatan dan konservasi di Taman Nasional Gunung Rinjani. Hal ini menyusul tingginya pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dari kawasan tersebut yang mencapai Rp22,5 miliar pada tahun 2024.

Menurut Johan, besarnya pendapatan tersebut harus menjadi momentum bagi negara untuk menjadikan keselamatan dan pelestarian lingkungan sebagai prioritas utama.

“Keselamatan dan konservasi dalam dunia modern bukan beban, melainkan bentuk investasi. Apalagi setelah tragedi meninggalnya wisatawan asal Brasil di jalur pendakian Rinjani. Ini seharusnya menjadi alarm keras bagi pemerintah,” kata Johan dalam keterangannya, Rabu (2/7/2025).

Tragedi yang menimpa wisatawan mancanegara itu, lanjut Johan, mencoreng citra pariwisata Indonesia di mata dunia. Wisatawan tersebut meninggal dunia setelah mengalami kelelahan dan tidak segera mendapat pertolongan di medan pendakian.

“Di era keterbukaan informasi seperti sekarang, kegagalan menjamin keselamatan satu nyawa saja bisa berdampak besar pada reputasi destinasi wisata kita,” ujar Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PkS Dapil NTB 1 ini.

Berdasarkan data Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), total kunjungan wisatawan ke kawasan konservasi itu mencapai 189.091 orang sepanjang tahun 2024. Dari jumlah tersebut, 74,73 persen atau 141.302 orang merupakan wisatawan domestik, sementara 47.789 orang atau 25,27 persen berasal dari mancanegara.

BACA JUGA :   HNW : Koalisi Internasional Bela Masjid Al Aqsa dan Palestina

“Ini menunjukkan bahwa Rinjani telah menjadi magnet wisata nasional dan internasional. Namun, keberhasilan ini harus dibarengi dengan tanggung jawab negara dalam menjaga keselamatan pengunjung dan kelestarian kawasan,” kata Johan.

Ia menambahkan bahwa kondisi lapangan masih menunjukkan minimnya kesiapan sistem penyelamatan dan perlindungan. Padahal, kawasan ini bukan sekadar tempat wisata, melainkan juga wilayah konservasi dengan ekosistem yang rapuh dan membutuhkan manajemen profesional.

Usulan Fasilitas Rescue dan Teknologi Keselamatan

Johan mendorong pengalokasian anggaran dari PNBP Rinjani untuk membangun dua titik fasilitas penyelamatan utama. Ia mengusulkan pembangunan gudang peralatan penyelamatan (rescue) di Pelawangan Sembalun serta pusat komando keselamatan di Rinjani Trekking Centre (RTC) Sembalun.

“Gudang rescue perlu dilengkapi alat evakuasi vertikal sejauh 500 meter, panel surya untuk pengisian baterai, serta alat bantu komunikasi darurat dan drone pencari. Sementara RTC bisa menjadi pusat kontrol 24 jam dengan teknologi seperti drone thermal dan sistem pelacakan,” papar Johan.

Ia menekankan bahwa kesiapsiagaan penuh sangat dibutuhkan, terutama saat musim pendakian. Selama ini, insiden ringan hingga berat kerap tidak tertangani karena keterbatasan akses dan belum adanya tim penyelamat permanen.

BACA JUGA :   Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peran Swasta Dalam Industri Pertahanan dan Keamanan

“Negara tidak boleh menunggu korban berikutnya untuk bertindak. Investasi dalam keselamatan adalah syarat mutlak dari pariwisata berkelanjutan,” tegasnya.

Selain aspek penyelamatan, Johan juga menyoroti pentingnya pemasangan rambu keselamatan di jalur-jalur berisiko tinggi, terutama di atas Pelawangan Sembalun menuju puncak. Kondisi jalur yang terjal dan licin memerlukan penanda visual, peringatan arah angin, dan informasi zona rawan longsor.

“Edukasi bagi pendaki sejak awal juga sangat penting. Tidak semua orang punya pengalaman mendaki gunung. Pos edukasi dan video briefing di shelter utama wajib disediakan, terutama karena 74 persen pendaki adalah wisatawan domestik,” katanya.

Johan turut menyoroti lemahnya pengawasan terhadap operator trekking yang kerap mengabaikan standar keselamatan. Ia mendorong penguatan sertifikasi pemandu, pembatasan jumlah pendaki harian, dan pengawasan terhadap jalur resmi.

“Peran pengelola TNGR harus lebih kuat. Bukan hanya sebagai regulator, tapi juga fasilitator keselamatan dan pembina komunitas trekking. Jika dikelola serius, Rinjani bisa menjadi contoh pengelolaan wisata konservasi terbaik di Asia Tenggara,” pungkasnya.Red/HS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!