Putraindonews.com – Tingkat stunting sebagai dampak kurang gizi pada balita di Indonesia melampaui batas yang ditetapkan WHO. Kasus stunting banyak ditemukan di daerah dengan kemiskinan tinggi dan tingkat pendidikan yang rendah.
Persoalan ini diungkap Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahterah (F-PKS) MPR RI, Aboe Bakar Al Habsyi saat memberikan penjelasan kepada peserta Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (11/5/24).
Pria yang akrab disapa Habib Aboe ini pun berharap anak-anak di Kalsel harus sehat dan terhindar dari stunting. Karenanya, perlu ada pencegahan stunting.
“Jadi stunting itu masalah penting negara kita, masalah penting juga untuk Kalsel. Jangan sampai anak-anak Kalsel menjadi tidak sehat karena terkena stunting,” katanya.
Dikatakan Habib Aboe, yang juga Sekjen DPP PKS itu, pencegahan terhadap stunting oleh pemerintah pusat maupun daerah, penting untuk menjamin masa depan bangsa dan negara. Termasuk seluruh komponen masyarakat unfuk belerja sama melawan stunting.
“Semua pihak harus bahu membahu, karena stunting harus dilawan,” tegas dia seraya juga mengaku jika angka prevalensinya stunting di Kalsel memang naik dari 24,6 persen menjadi 24,7 persen.
Kemarin, masih menurut Habib Aboe, Kalsel sudah pernah berhasil menurunkan prevalensi dari 30 persen ke 24,6 persen. Capaian tersebut harus lebih upayakan lagi agar angka stuntingnya semakin turun.
“Sebenarnya kita punya target angka stunting bisa turun ke 14 persen. Jadi yang harapannya bisa turun, malah naik, ini yang nggak boleh terjadi. Jadi mari optimalkan peran masing-masing dalam mengendalikan jumlah anak yang terkena stunting di Kalsel,” tutup Legislator dari daerah pemilihan (Dapil) Kalsel I tersebut. Red/Jn