Putraindonews.com – Jakarta | Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo diminta oleh Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda TNI Yoos Suryono Hadi untuk memberikan kuliah umum kepada Perwira Siswa Pendidikan Reguler (Pasis Dikreg) Seskoal Angkatan 61, pada 10 Mei 2023 di Seskoal, Cipulir, Jakarta.
Tidak hanya diikuti personel TNI AL, Pasis Dikreg Seskoal Angkatan 61 ini juga diikuti berbagai personel perwira menengah Angkatan Laut dari berbagai negara sahabat, seperti Australia, Singapura, Filipina, Amerika Serikat, Pakistan, hingga Arab Saudi.
Sebelumnya, saat menjabat Ketua DPR RI pada Januari 2019, Bamsoet juga diminta mengisi Kuliah Umum Pasis Dikreg Seskoal Angkatan ke-57, membahas tentang Peran Legislatif dalam Menjaga Netralitas TNI Pada Pemilu.
Sesuai permintaan Danseskoal, dalam kuliah umum Pasis Dikreg Seskoal Angkatan 61 nanti, Bamsoet akan membahas tentang pentingnya kepemimpinan personel TNI AL dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia, baik dari luar maupun dari dalam negeri.
“Khususnya dalam menghadapi berbagai situasi geopolitik global. Setelah dikejutkan pandemi Covid-19 di awal tahun 2020, kini kita masih harus mengantisipasi disrupsi keamanan dengan meletusnya perang antara Rusia – Ukraina, mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi di kawasan Laut Natuna Utara yang masih berpotensi dihadapkan pada berbagai konflik akibat ketegangan yang terjadi di Laut China Selatan, hingga meningkatnya eskalasi ketegangan di Taiwan dan semenanjung Korea,” ujar Bamsoet usai menerima Danseskoal Laksamana Muda TNI Yoos Suryono Hadi, di Jakarta, Senin (17/4).
Turut hadir antara lain, Kepala Koordinasi Dosen Seskoal Laksamana Pertama TNI Judijanto, Kepala Departemen Kejuangan Seskoal Kolonel Marinir Firman Johan, dan Direktur Pendidikan Seskoal Kolonel Laut (P) Riduwan.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, TNI AL juga harus mengkaji berbagai perubahan taktik dan teknologi tempur yang digunakan untuk memastikan gelar kekuatan TNI AL tetap relevan dengan dinamika teknologi persenjataan terkini.
Sebagaimana diamanatkan Panglima Tertinggi Presiden Joko Widodo di HUT TNI ke-75, pada 5 Oktober 2020 lalu, TNI harus disiapkan untuk menghadapi perang masa depan yang antara lain akan sangat mengandalkan kemampuan adaptasi teknologi.
“Dalam amanat HUT TNI ke-76, pada 5 Oktober 2021, Presiden Joko Widodo juga memerintahkan TNI untuk melakukan transformasi pertahanan membentuk Kekuatan Pertahanan Indonesia 2045. Kedua amanat ini, merupakan panduan untuk meninjau keharusan melakukan kembali reformasi struktural TNI, dengan titik tumpu pada kekuatan leadership,” tandas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menerangkan, TNI AL juga harus siap menghadapi berbagai tantangan dunia digital, seperti Metaverse yang dapat mengancam keamanan, pertahanan, dan kedaulatan Indonesia.
Karena itu, sangat penting bagi personel TNI AL untuk dapat menguasai artificial intelligence, cloud computing, hingga blockchain. Mengingat dunia saat ini sedang menghadapi perang generasi kelima (G-V) berupa peperangan siber dan Informasi di dunia digital yang dikenal juga dengan cyber warfare.
“Kesiapan TNI AL dalam menghadapi cyber warfare yang merupakan serangan cyber yang dilakukan antar negara atau organisasi internasional untuk menyerang dan merusak komputer atau jaringan informasi negara lain melalui virus komputer atau serangan penolakan layanan, akan semakin membuat pertahanan dan kedaulatan negara kita menjadi semakin kuat. Sehingga baik di dunia nyata maupun di dunia maya, kita tetap berdaulat,” pungkas Bamsoet. Red/HS