Ahmad Muzani: Indonesia Bisa Kuat Jika Para Pemimpin Kesampingkan Ego Pribadi

Putraindonews.com – Indonesia akan menjadi bangsa yang kuat dan dihormati dunia, jika para pemimpinnya bersatu dan mengesampingkan ego pribadinya masing-masing. Apalagi, persatuan dan kesatuan telah terbukti secara historis membuat Indonesia bertahan dan berdiri tegak hingga sekarang ini.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani saat menjadi keynote speaker dalam seminar kebangkitan nasional bertema ‘Peran dan Kontribusi Umat Islam dalam Program Transformasi Bangsa Indonesia Presiden Terpilih Prabowo Subianto’ di Bandung, Jawa Barat, Selasa (21/5/2024) kemarin.

Diingatkan Muzani bahwa dua pokok tugas utama penguasa, yakni menjaga rasa aman dan memberi makan dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya. Indonesia adalah negara sangat plural yang terdiri dari berbagai suku dan agama.

“Nah, keberagaman dalam Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila menjadi landasan dalam kita bernegara. Itu sebabnya persatuan dan kesatuan adalah syarat dan kunci utama menuju pembangunan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera,” ujarnya lagi mengingatkan.

Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Gerindra itu, sejak zaman kemerdekaan hingga Orde Lama dan Orde Baru, para pemimpin Indonesia memiliki semangat persatuan dan kesatuan yang sangat kuat. Hal tersebut terbukti dari banyaknya upaya menggagalkan Indonesia menjadi negara merdeka dan mandiri.

BACA JUGA :   Puan Maharani: Pertemuan Megawati-Prabowo Buka Peluang Bahas Koalisi

“Kita lihat bagaimana agresi militer dilakukan Belanda dan Inggris pada November seusai Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Upaya-upaya penggagalan itu terus terjadi hingga berakhirnya Orde Lama dan dimulainya Orde Baru hingga zaman reformasi Indonesia tetap bersatu sebagai suatu bangsa,” jelas Muzani.

Hal tersebut, lanjut Muzani, sangat disadari presiden terpilih pada pemilu presiden (Pilpres) 2024 lalu, yakni Prabowo Subianto bahwa negeri ini akan bersatu jika para pemimpinnya bersatu. Kendati untuk bersatu rukun, duduk bareng itu bukan suatu hal yang mudah.

“Tetapi harus ada perasaan pribadi yang dikorbankan, harus ada ketersinggungan yang dikorbankan, agenda pribadi yang dikorbankan, bahkan terkadang harus mengorbankan harga diri, dengan begitu kita bisa bersatu,” tandasnya.

Prabowo, masih kata Muzani, sudah memberikan contoh bagaimana mengesampingkan kepentingan dan ego pribadi agar bisa bersatu dengan para pemimpin dan elite politik lainnya demi Indonesia maju. Hal tersebut dilakukan Prabowo saat memutuskan bergabung dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo seusai Pilpres 2019.

“Untuk bersatu, Pak Prabowo harus menerima cemooh, makian, dan kesalahpahaman dari orang-orang yang mendukungnya. Karena itu, bersatu adalah syarat mutlak untuk negara ini menjadi negara besar dan maju. Dengan persatuan dan kesatuan, Indonesia kuat dan dihormati dunia. Kesadaran ini yang selalu diungkapkan berulang-ulang oleh presiden terpilih Prabowo Subianto. Itu sebabnya tantangan ke depan akan semakin berat,” ungkapnya.

BACA JUGA :   PKB Nilai Pemerintahan Prabowo-Gibran Akan Pro Kedaulatan Ekonomi

Lebih lanjut, Muzani mengatakan dunia saat ini menghadapi suasana yang tidak menentu. Dia mengatakan, tidak ada yang pernah memprediksi tentang adanya peperangan terbuka antara Ukrania dan Rusia. Dunia juga tidak menyangka bahwa konflik Palestina dan Israel semakin kuat dan berdampak buruk pada kehidupan masyarakat Palestina.

Karena itu, satu-satunya cara untuk memperkuat posisi Indonesia di mata dunia, menurut Muzani adalah dengan memperkuat rasa persatuan dan kesatuan nasionalisme serta mengesampingkan pragmatisme. Hal ini, i menggambarkan bahwa semangat ambisi manusia tetap sama yakni ingin menguasai wilayah-wilayah negara yang lemah.

“Kita hanya akan dihormati oleh negara lain jika kita kuat, kuat ekonominya, kuat pertahanannya dan kuat politiknya. Untuk mewujudkan itu tantangannya adalah pragmatisme. Itu adalah paham yang sekarang sedang melanda anak-anak kita. Banyak dari mereka hanya ingin cepat menikmati hasil, tetapi tidak mau melalui proses yang panjang,” pungkas Ahmad Muzani. Red/HS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!