Kursi Ketum Golkar Kosong, Dewan Pakar Dorong Jokowi Gantikan Airlangga

Putraindonews.com – Kursi Ketua umum DPP Partai Golkar lowong, pasca Airlangga Hartarto secara resmi menyatakan mundur. Terkait hal ini, Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam mendorong Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi ketua umum partai berlambang Beringin tersebut menggantikan Airlangga Hartarto.

“Tokoh sekelas Pak Jokowi layak memimpin Golkar. Dan, memang saya mendorong Pak Jokowi, karena beliau tidak hanya sekadar berbicara, tetapi juga melaksanakan doktrin Golkar, juga telah menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam praktiknya,” ujar Ridwan saat dihubungi wartawan,” kata Ridwan saat dihubungi wartawan, Selasa (13/8/2024).

Salah satu bukti konkret dari penerapan doktrin Partai Golkar oleh Jokowi, menurut dia adalah penamaan kabinetnya pada periode pertama bersama Jusuf Kalla sebagai ‘Kabinet Kerja’. Karena istilah ‘kerja’ mencerminkan kewajiban semua kader partai untuk berkarya dan bekerja keras sesuai profesinya di negara.

BACA JUGA :   Elektabilitas Prabowo-Gibran Tembus 50 Persen

“Kabinetnya pada periode 2014-2019 dinamakan Kabinet Kerja. Artinya, itu adalah dorongan untuk berkarya dan bekerja keras, sesuai dengan doktrin Partai Golkar yang mengutamakan karya. Pak Jokowi telah menjalankan prinsip ini,” ungkap dia lagi.

Ridwan juga menekankan Jokowi merupakan kader Golkar dari golongan pengusaha. Pada era Orde Baru, Golkar merupakan gabungan tiga kelompok: Kelompok A (ABRI), Kelompok B (birokrat), dan Kelompok G (pengusaha, tani, nelayan, guru, dan pegawai). Jokowi, yang mulai terlibat sebagai ketua Asosiasi Mebel Indonesia Solo Raya sejak tahun 1997, termasuk dalam golongan pengusaha.

“Pak Jokowi sejak tahun 1997 adalah bagian dari golongan pengusaha. Walaupun secara formal tidak pernah duduk di kepengurusan Golkar, beliau sudah menjadi bagian dari kelompok golongan pengusaha, yang merupakan kader-kader Golkar,” jelasnya.

Menurut Ridwan, Jokowi memiliki kemiripan dengan Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie yang juga berasal dari golongan pengusaha dan berhasil menjadi ketua umum Partai Golkar. Oleh karena itu, Ridwan berpendapat tidak ada masalah jika Jokowi menjadi ketua umum Partai Golkar.

BACA JUGA :   Fahri Hamzah Usul Presiden Terbitkan Perppu Pilgub Diubah Lebih Sederhana

Namun, ia mengaku tidak mengetahui apakah Jokowi bersedia untuk menjadi ketua umum Partai Golkar. Ridwan menyampaikan aspirasi tersebut merupakan suara dari kader-kader Partai Golkar yang ditemuinya dalam kunjungannya.

“Saya tidak tahu, saya belum pernah bertemu Pak Jokowi atau bertanya langsung. Ini adalah aspirasi saya dan suara dari kader-kader Partai Golkar yang saya dengar. Sebagai anggota DPR RI, saya mendengarkan aspirasi masyarakat mengenai Partai Golkar, dan ada dukungan agar Pak Jokowi menjadi ketua umum Golkar. Jika ada yang tidak setuju, itu hal yang wajar,” pungkasnya. Red/HS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!