Putraindonews.com – Jakarta | Tampilnya perempuan ke ranah politik harus mendapat dukungan dari banyak pihak, terutama sesama kaum perempuan. Dukungan tidak hanya dalam arti elektoral tetapi juga dukungan moral, pemikiran, dan kritik untuk kemajuan.
Demikian antara lain yang mengemuka saat sosialisasi dan launching buku bertajuk ‘Perempuan Politik Bergerak, karya Kristin Samah, yang digelar disebuah hotel dibilangan Jakarta Pusat, Kamis (7/12/2023). Launching itu sendiri dibuka Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati.
Dalam sambutannya, Menteri Bintang mengungkapkan, buku Perempuan Politik Bergerak memberikan kontribusi penting bagi perempuan, untuk semakin menyadari arti penting politik bagi perbaikan hidup masyarakat dan sekaligus mengangkat harkat dan martabat perempuan.
Juga menggambarkan perjuangan kaum perempuan yang memutuskan berjuang di ruang publik, menyuarakan kepentingan rakyat.
Meski diakui bahwa paham politik di Indonesia hingga saat ini masih bias gender yang begitu kental. Apalagi, perempuan diidentikkan bekerja di ranah domestik dan laki-laki di ranah publik.
“Politik dimaknai sebagai kegiatan di ranah publik, dan karenanya politik adalah domain laki-laki. Sebaliknya, ranah domestik dimaknai tidak memiliki dimensi politik, dan karenanya adalah domain perempuan. Pemisahan ini tidak menguntungkan siapa pun, mengingat tugas dari kaum perempuan sesungguhnya adalah mengupayakan praktik politik yang jauh lebih inklusif,” sebutnya.
Sebagai pihak yang paling mengetahui kebutuhan, permasalahan, dan solusi dari isu-isu yang dihadapi kaumnya sendiri, menurut Menteri Bintang, pelibatan perempuan dalam ruang-ruang politik, khususnya yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan menjadi sangat penting. Partisipasi perempuan di ranah politik sangat mendasar untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan di Indonesia yang selama ini mash digolongkan sebagai kelompok rentan.
“Panggilan menjadi politisi, dalam arti luas, bukan sebuah perjalanan yang mudah karena ada kalanya berbenturan dengan status sebagai istri dan seorang ibu. Tidak seperti laki-laki yang bisa mudah memutuskan terjun sebagai politisi, perempuan yang terpanggil dan memutuskan untuk berpolitik perlu banyak pertimbangan. Dukungan keluarga menjadi salah satu yang sangat penting,” katanya lagi.
Banyak kepentingan perempuan yang hanya bisa dipahami dan diperjuangkan oleh perempuan sendiri. Selain itu, peran perempuan dalam pengambilan kebijakan publik sangat diperlukan karena baik langsung maupun tidak langsung, berdampak pada kaum perempuan, anak-anak dan keluarga, demikian Menteri PPPA Bintang Puspa Yoga.
Buku bertajuk ‘Perempuan Politik Bergerak, karya Kristin Samah ini berisi pengalaman 22 perempuan politik,
Buku ini diterbitkan Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPPRI), Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI), Yayasan Cerita Ibu Nusantara, didukung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
Narasumber yang ada dalam buku ini adalah Baihajar Tualeka, Rukka Sombolinggi, Gunarti, Jull Takaliuang, Nisya Saadah Wargadipura, Misiyah, Sri Tiawati, Dewi Kanti Setianingsih, Misbah Isnaifah, Putri Santoso, Hening Parlan, Eva Kusuma Sundari, Kanti W. Janis, Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusomo, Hindun Anisah, Lis Dedeh, Diah Pitaloka MY Esty Wijayati, Hetifah Sjaifudian, Nihayatul Wafiroh, Neng Eem Marhamah Zulfa, Andi Yuliani Paris, dan Revoldi Koleangan.
Para narasumber adalah perempuan-perempuan yang aktif sebagai anggota Parlemen, aktivis partai politik, atau berkiprah di akar rumput. Red/HS