Putraindonews.com – Sukoharjo | Roadshow ABRI-1 (Anies Baswedan Rakyat Indonesia Bersatu) Kawal DPT dan Kawal Suara di Jawa Tengah telah sampai di Sukoharjo, Jawa Tengah. Rombongan ABRI-1 yang seharusnya dijadwalkan tiba di Sukoharjo Rabu malam, ternyata baru Kamis pagi tiba di hotel Ommaya. Akhirnya, Tim IT ABRI-1 hanya beristirahat sebentar, karena harus segera membuka sesi training IT untuk Pemantauan DPT KPU.
“Perjalanan roadshow Kawal DPT dan Kawal Suara di Propinsi Jawa Tengah terasa melelahkan dan penuh perjuangan. Bahkan rombongan ABRI-1 dalam perjalanan dari Majenang ke Sukoharjo melintasi gunung Lio pada malam hari. Lintasan jalan di gunung Lio banyak tikungan tajam, tanjakan dan turunan yang curam dan ekstrem. Bahkan mobil yang ditumpangi ABRI-1 sempat tidak kuat menanjak sampai beberapa kali. Namun perjuangan tersebut tidak seberapa demi mengawal DPT KPU dan memenangkan AMIN pada Pemilihan Presiden Tahun 2024,” ujar Rahmadsyah Ketua Umum ABRI-1 dalam keterangan persnya Sabtu (28/10/23).
Menurut Ramadsyah, selama roadshow banyak ditemukan fakta-fakta yang memprihatinkan. Salah satunya hampir semua peserta training IT di Brebes, Majenang dan Solo Raya belum mengetahui di TPS mana mereka akan mencoblos pada Pilpres Tahun 2024.
Yang mengejutkan beberapa peserta IT menemukan bahwa keluarga atau tetangganya yang telah meninggal dunia masih tercatat sebagai pemilih pada Pemilu Tahun 2024.
Ada pula peserta training yang menemukan ada anak yang baru berusia di bawah 17 tahun tercatat sebagai
pemilih di DPT tersebut.
Agus Maksum, Pembina ABRI-1, mengungkapkan bahwa sesuai dengan UU Nomor 7 Tahun 2017, DPT harusnya terdiri dari NIK, NKK, tanggal lahir. Tapi DPT yang diberikan KPU saat ini hanya merupakan Daftar Nama Pemilih tanpa ada NIK, NKK, tanggal lahir.
Kondisi ini mempersulit upaya partisipasi aktif masyarakat dalam melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) terhadap kevalidan DPT.
Apalagi saat ini diidentifikasi ada data yang cacat atau tidak valid sebanyak 54 suara pada DPT. Sebagaimana kesaksian beberapa peserta training yang mendapati bahwa keluarga atau warganya yang sudah meninggal tapi masih tercatat pada DPT Pemilu Tahun 2024.
“Salah satu cara untuk mengecek kevalidan data DPT adalah melalui coklit terhadap DPT pada setiap TPS. Untuk itu seluruh elemen partai pendukung dan relawan AMIN harus mempersiapkan relawan yang bekerja mulai dari saat ini. Tugas utama relawan saat ini adalah melakukan coklit terhadap kebenaran dan kevalidan DPT di TPS-nya masing-masing,” ujar Agus.
Habib Muhsin Al-Attas, penasehat ABRI-1, berpesan bahwa peserta training IT jangan hanya mengambil pengetahuan saja, tapi harus berjuang dengan sungguh-sungguh untuk menjadikan temuan-temuan ketidakvalidan DPT di TPS masing-masing sebagai fakta hukum.
“Ini sebagai dasar perjuangan nasional untuk meminta KPU menghapus data-data cacat atau tidak valid dalam DPT. Kerja ini sudah dimulai, namun mulai hari ini harus semakin dikerjakan dengan serius dan sungguh-sungguh, mengingat waktu Pilpres semakin dekat, tinggal 3 bulan lagi,” kata habib Muhsin. Red/Lina