Putraindonews.com – Partai Perubahan baru saja dideklrasikan pada Minggu kemarin (10/11/2024) di Jakarta, tanpa melibatkan mantan Gubernur DKI Jakarta, yang juga calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 lalu, Anies Baswedan. Padahal, Anies sempat digadang-gadang sebagai salah satu deklarator dari pembentukan partai tersebut.
Terkait hal ini, Presiden Partai Perubahan Robi Nurhadi kepada awak media di Jakarta, Senin (11/11/2024) memberikan penjelasan mengenai sosok Anies Baswedan yang tidak terlibat dalam deklarasi Partai Perubahan tersebut.
Dikatakan Robi, meski bukan Anies yang duduk sebagai presiden partai, melainkan dirinya, namun Anies tetap pemimpin partai tersebut dan partainya adalah rumah buat Anies yang pernah mencalonkan diri sebagai presiden itu.
“Sebenarnya yang tetap jadi pemimpin Bapak Anies Rasyid Baswedan dan para pemimpin perubahan yang telah memimpin organsasi relawan atau perjuangan pergerakan perubahan. Kepada mereka kami beri rasa hormat,” ujarnya.
Robi memahami saat ini banyak orang bertanya-tanya mengenai sosok Anies Baswedan yang tidak dilibatkan dalam deklarasi. Dia mengatakan bahwa seluruh masyarakat yang ada di Partai Perubahan selalu berkeyakinan Anies Baswedan adalah pemimpin mereka.
“Tapi kami yakin Pak Anies Baswedan akan terhubung hatinya dengan teman-teman perubahan yang ada di Partai Perubahan. Kami juga yakin ini adalah rumah beliau dan satu hari beliau akan pulang,” harapnya.
Partai Perubahan ini, masih menurut Robi, akan terus menjadi kekuatan politik Anies Baswedan dalam agenda perubahan Indonesia yang lebih baik.
Ia mengatakan deklarasi yang mereka lakukan merupakan bentuk konkret dari 5 Pilar yang diusung Gerakan Perubahan.
Menurutnya kelima pilar itu adalah pembentukan Partai Perubahan, Ormas Gerakan Perubahan, Koperasi Perubahan, Yayasan Perubahan, dan Cakada Perubahan.
Khusus untuk Partai Perubahan, Robi mengatakan partai tersebut dibentuk karena keprihatinan banyak orang atas trik politik di mana banyak orang baik yang diinginkan masyarakat tidak bisa maju sebagai kepala daerah. Ia mencontohkan pengalaman Anies Baswedan beberapa waktu lalu saat nama akademisi terkenal itu diharapkan bisa maju pada Pigub Jakarta 2024.
“Sayangnya saat itu Anies Baswedan tidak bisa maju karena tidak ada partai yang mencalonkan. Dan, bagi kami ini adalah pelajaran besar bahwa memang orang-orang baik memerlukan kendaraan yatu partai politik agar memastikan mereka bisa diusung sesuai konstitusi,” demikan Robi Nurhadi.
Sebelumnya, juru bicara Anies Baswedan, Sahrin Hamid justru mengklarifikasi penyebutan nama Anies Baswedan dalam deklarasi Partai Perubahan. Ia juga mengklarifikasi soal ramainya aksi permintaan iuran dan sumbangan mengatasnamakan Partai Perubahan dengan mencatut nama Anies.
“Akhir-akhir ini kita banyak mendengar atau melihat permintaan iuran atau sumbangan untuk kegiatan yang mengatasnamakan Partai Perubahan atau Partai Perubahan Indonesia,” kata Sahrin melalui video singkat yang dibagikan di media sosial.
Menurutnya kegiatan penarikan sumbangan atas nama Partai Perubahan sering menempelkan foto atau citra Anies pada flyer maupun pamfletnya. Begitu juga dengan deklarasi Partai Perubahan.
“Terkait dengan hal tersebut, maka dengan ini kami sampaikan bahwa pak Anies Baswedan tidak terlibat dengan Partai Perubahan atau Partai Perubahan Indonesia ataupun partai baru apa pun baik dari proses pendirian hingga pelaksanaan kegiatan-kegiatannya, termasuk tidak terlibat juga dalam kegiatan iuran atau sumbangan dalam bentuk apa pun juga,” ujar Sahrin. Red/HS