Unik TPS di Kecamatan Pakel Dihiasi Wayang Kulit Sebagai Hiasan

Putraindonews.com – Tempat Pemungutan Suara (TPS) 05 yang ada di Desa Gempolan, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung menerapkan konsep Kebudayaan Daerah sebagai tema.

Tim panitia menggunakan Wayang Kulit dan para petugas juga menggunakan kostum adat daerah agar para pemilih menyalurkan hak pilih pada Pemilu, Rabu 14 Februari.

Ketua KPPS untuk TPS 05 (lima) Suratno menyatakan bahwa konsep kebudayaan daerah ini dimaksudkan agar TPS dapat terlihat unik dan menunjukan kebudayaan daerah sebagai identitas yang harus dilestarikan.

Anggota KPPS di TPS 05 Desa Gempolan, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung

“Kita mengingat bahwa anak muda di daerah kita itu kurang peduli pada kebudayaan kita, jadi sedikit banyak itu kita sekedar biar me refresh, mengingatkan kalau kita itu punya beberapa kebudayaan lah, itu jadi paling tidak nanti yang hadir di tps itu bisa mengingat kembali, istilahnya itu kalau memang sudah dia terlibat disitu dia bisa melanjutkan” kata Suratno, Rabu (14/2/24).

BACA JUGA :   Habib Aboe: Komitmen Kemenkumham Kalsel Berantas Narkoba Patut Diapresiasi

Suratno menambahkan bahwa konsep yang ditetapkan berdasarkan hasil musyawarah dari seluruh anggota KPPS terlepas dari adanya kendala dan beberapa konsep yang tidak terpilih.

“Kendala sih ada mas, kita TPSnya ada di tempatnya di balai desa waktu persiapan itu begitu mepet karena sebelumnya itu jam kantor kita tidak bisa mulai jadi seumpama konsep angan angan dari teman teman akhirnya sebagian besar tidak terlaksana, jadi konsep harus dikurangi, bisa dibilang ala kadarnya lah yang penting kita berusaha untuk membuat konsep kebudayaan itu, sebenarnya ada konsep Formal Milenial itu sebenarya ada, tapi setelah kita kesepakati dengan suara terbanyak terpilihlah kebudayaan itu mas” kata Suratno.

BACA JUGA :   KPU Akan Mengatur Ulang Jumlah Pemilih di TPS jelang Pilkada 2024

Suratno juga berpesan agar seluruh masyarakat pemilih terutama anak muda terus melestarikan Kebudayaan di era Digital yang ada sekarang.

“pingin kita selanjutnya mereka itu ikut nguri nguri (melestarikan) budaya yang ada di daerah kita supaya nanti kedepannya anak anak muda bisa melanjutkan apa yang telah ada, mengingat anak anak muda sekarang orientasinya lebih ke digital katanya digitalisasi ke gadget, ini paling tidak mudah mudahan masih ada penerus penerus yang dapat melestarikan budaya yang ada di daerah ini,” kata Suratno. Red/FA

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!