PUTRAINDONEWS.COM
Jakarta | 09 Januari 2019. Teknologi diyakini Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara sebagai variabel yang memengaruhi ekspor dan impor. Tak hanya itu, teknologi bisa menjadi enabler sektor industri. Hal itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengantisipasi perkembangan industri 4.0.
“Teknologi bisa menjadi enabler dari sektor industri yang produk-produkya bisa di ekspor juga di impor. Teknologi berkembang cepat, sedangkan kita bukan negara inventor, tapi kita tidak bisa tinggal diam. Kita tahu teknologi di komunikasi adalahbroadband, dimana ada 3 yaitu network, device, dan application,†ungkapnya saat menjadi salah satu pembicara dalam Diskusi Outlook Perekonomian Indonesia 2019 di Ritz Carlton Jakarta, Selasa (08/01/2019).
Menurut Menteri Rudiantara, dari aspek jaringan atau network, saat ini Tiongkok mendominasi pasar dunia. “Begitu juga dengan Korea, untuk itu kita menerapkan kebijakan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri.red). Pada awal 2018, sebelum kebijakan TKDN, impor kita mencapai USD 4-5 miliar, ini mempengaruhi defisit kita. Kami dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan mendorong TKDN. Kita harus logis dan komitmen untuk investasi juga harus fleksibel,†tambah Rudiantara.
Seemntara dari aspek aplikasi, Indonesia menurut Rudiantara memiliki Gojek yang memilki pasar makin luas. “Gojek sudah masuk Pasar Asia, sudah ada di Vietnam, Singapura, sekarang lagi nego dengan Filipina. Cara berinteraksi dengan dunia internasioanal harus dengan berkolaborasi, karena kita bukan pencipta teknologi di dunia didominasi oleh Tiongkok dan Korea. Kita tidak bisa terpisah-pisah tapi terintegrasi dengan negara lain,†ujar Rudiantara.
Menteri Kominfo menambahkan sebagai enabler pemerinta telah menyiapkan infrastruktur teknologi melalui kebijakan afirmatif melalui Program Palapa Ring. â€Tidak semua operator mau membangun semua daerah, makanya pemerintah menerapkan kebijakan afirmatif membangun di daerah yang operator tidak mau bangun. Palapa Ring Barat sudah selesai 100 persen, begitu juga dengan Paket Tengah selesai per 1 Januari 2019. Untuk Timur sudah mencapai 89.39%. Integrasi semuanya akan selesai pada pertengahan tahun 2019. Sehingga nanti tidak ada lagi wilayah yang tidak tersentuh internet,†jelasnya.
Berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia, Menteri Rudiantara menjelaskan pemerintah berupaya menyiapkan antisipasi dalam menghadapi industri 4.0. Kementerian Kominfo pun memiliki Program Digital Talent. “Pemerintah siapakan 20 ribu teknisi pada tahun 2019. Sampai tahun 2018 sudah ada 1.000 dari 40 ribu orang yang mendaftar. Kita bekerjasama dengan 20 perguruan tinggi, dengan silabus dari perusahaan teknologi global,†jelasnya.
Outlook Ekonomi 2019
Pada tahun 2019, pemerintah tetap konsisten menjalankan sejumlah kebijakan dan program strategis dari sisi fiskal, sektor riil maupun moneter untuk mendorong daya saing. Pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi tahun 2019 sebesar 5.3 persen. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam Konferensi Pers tentang Outlook Ekonomi 2019 di tempat yang sama.
Menteri Darmin menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh tiga pilar. “Pertumbuhan ekonomi kita pilar utamanya adalah konsumsi rumah tangga, pembentukan modal investasi dan ekspor. Jika ketiganya baik maka ekonomi kita juga akan baik,†jelasnya.
Menurut Darmin Nasution, dalam jangka pendek, terdapat ada 5 (lima) kebijakan utama. “Dimana tiga diantaranya sudah dilakukan yaitu perbaikan iklim usaha melalui Online Single Submission (OSS); fasilitasi insentif perpajakan; dan program vokasi. Ke depan pemerintah juga akan melakukan penyederhanaan prosedur untuk mengurangi biaya ekspor dan pemilihan komoditas ekspor unggulan,” jelasnya. (**)