GELAR EDUKASI, Balai Pelestarian Nilai Budaya Jelajah Jalur Rempah di Sawahlunto

PUTRAINDONEWS.COM

Sawahlunto – Sumbar | Digelar di Gedung Pusat Kebudayaan (GPK) sejak Rabu hingga Jum’at (1-3/9/2021), Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Provinsi Sumbar, melaksanakan kegiatan Edukasi Jelajah Jalur Rempah di kota Sawahlunto, diikuti 40 orang peserta dari berbagai kabupaten/kota yang ada di Sumatera Barat ini, mewakili komunitas pecinta sejarah dan budaya serta komunitas media.

Menurut Kepala BPNB Sumbar, Undri, Jalur Rempah merupakan salah satu program prioritas tahun 2021, dimana programnya menitikberatkan pada rekontruksi Jalur Rempah untuk mendukung penetapannya sebagai warisan dunia (World Heritage).

“Kita memiliki beberapa daerah yang berada di pesisir pantai. Ada kemungkinan masuk dalam jalur rempah itu. Kita akan dukung upaya untuk menggali informasi terkait hal ini untuk menerka kembali sejarah tentang rempah di nusantara yang ternyata memiliki rentetan dampak luas hingga sosial budaya,” ungkapnya.

Untuk di Sumatera Barat ini, lanjut dia, ada lima kabupaten/kota yang masuk dalam peta jalur rempah, yaitu Kabupaten Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Dharmasraya, Kota Padang, dan Pariaman.

“Jalur rempah ini telah menjadi salah satu simpul peradaban bahari Nusantara, jalur kebudayaan dan peradaban yang bukan sekedar sebagai akses pertukaran niaga, tetapi juga membawa serta gagasan, pengetahuan, seni dan budaya di sepanjang rute perjalanan dari ujung paling timur kepulauan Indonesia melewati selat Malaka sampai Afrika, Timur Tengah dan Eropa,” ungkapnya, saat memberikan sambutan kegiatan yang dibuka secara daring oleh Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Dr. Restu Gunawan, M.Hum, Jum’at (1/9).

BACA JUGA :   Raja dan Ratu Belanda Kagum dengan Keindahan Danau Toba

Dikatakannya, dipilihnya kota Sawahlunto sebagai tempat pelaksanaan kegiatan tersebut, karena kota Sawahlunto memiliki histori yang sangat kuat terkait dengan penambangan batubara yang kini telah diakui UNESCO sebagai kota warisan dunia. Selain seminar, dalam rangkaian kegiatan ini juga akan mengunjungi sejumlah objek wisata sejarah, diantaranya Lubang Tambang Mbah Soero, Museum Goedang Ransoem dan Museum Kereta Api.

“Dalam kunjungan ke objek wisata, kita akan minta semua peserta untuk membuat laporan dan melakukan pantomim tentang rempah dan budaya, dan wajib menyampaikan presentasi dari hasil kunjungan tersebut,” sebutnya.

Sementara itu, terkait penyelenggaraan kegiatan yang masih dalam suasana pendemi Covid – 19, ia juga mengatakan bahwa panitia menerapkan protokol kesehatan (Prokes). Selain Prokes 3 M untuk kegiatan di lapangan, peserta yang mengikuti kegiatan ini juga diwajibkan untuk menunjukkan bukti Swab Antigen dengan hasil negatif.

Dalam giat tersebut, Balai Pelestrai Nilai Budaya Sumbar menghadirkan 6 Narasumber, yaitu Kepala Dinas Kebudayaan, Permuseuman dan Peninggalan Bersejarah Kota Sawahlunto, Hilmed, yang memaparkan tema Kota Sawahlunto sebagai Kota Warisan Budaya Dunia sebagai Pusat Bahan Bakar Transportasi Pembawa Rempah Dunia.

BACA JUGA :   Pameran Seni Rupa Revolusi Esok Pagi: Menikmati Dunia yang Ganjil Namun Indah

Kemudian, Dr. Sudarman, MA dengan tema Sawahlunto Sebagai Penunjang Utama Transportasi Jalur Rempah Dalam Historis. Selanjutnya Yose Hendra, SS, MA dengan tema Akulturasi Rasa Budaya di Sawahlunto.

Setelah itu, Asep Hambali dengan tema Edukasi Jalur Rempah, kemudian Fatris MF dengan tema Memotret dan Memvisualisasikan Kota Sawahlunto Sebagai Bahan Edukasi Jalur Rempah. Selanjutnya Bayu Harianto dengan tema Strategi Publikasi Dari Objek Wisata Budaya dan Sejarah.

Wakil Walikota Sawahlunto, Zohirin Sayuti, yang hadir dalam pembukaan kegiatan itu mengatakan bahwa sebagai kota yang kaya dengan sejarah dan budaya, memang sangat tepat kegiatan kebudayaan ini diselenggarakan di Sawahlunto, apalagi dengan peserta generasi muda.

“Kami berterimakasih dan mendukung kegiatan ini. Materi – materi yang dibahas, dan kunjungan ke objek wisata, itu mengenalkan dan memberikan pengetahuan tentang kekayaaan sejarah dan budaya Sawahlunto. Ini tentu memberikan manfaat pada pelestarian nilai – nilai budaya di Kota Warisan Budaya Dunia versi UNESCO ini,” sebutnya.

Ditemui Padek di sela kegiatan tersebut, Marjafri, salahseorang peserta seminar asal Sawahlunto, mengaku bangga dengan adanya kegiatan dari BPNB Sumbar di Sawahlunto ini.

“Selain menambah ilmu dan wawasan dari para Nara umber, kegiatan ini juga dapat membantu promosi wisata serta kekayaan tradisi dan budaya yang ada di kota ini,” ungkapnya. Red/Ben

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!