Fenomena Jembatan Hantu di Ciputat Kota Tangerang Selatan

​Putraindonews.com, Tangerang Selatan – Jembatan penyeberangan di kawasan Ciputat Timur, Tangerang Selatan, kembali menyedot perhatian publik. Berada persis di depan restoran cepat saji di Jl. Ir. H. Juanda, Senin (05/05/2025) kehadiran jembatan ini justru memunculkan tanda tanya besar di kalangan warga: siapa sebenarnya yang diuntungkan dengan pembangunan ini?

Secara prinsip, jembatan penyeberangan dibangun untuk menjamin keselamatan para pejalan kaki, terutama di jalan-jalan protokol yang ramai kendaraan. Namun, yang terjadi di Ciputat justru sebaliknya. Jembatan yang semestinya jadi penyelamat justru berubah menjadi saksi bisu kegagalan perencanaan kota. Warga sekitar bahkan menjulukinya “jembatan hantu” karena tak terpakai dan cenderung terbengkalai. Fungsi utamanya tak berjalan, sedangkan aktivitas menyeberang di bawah jembatan masih marak karena lebih praktis bagi warga.

BACA JUGA :   Cegah Abrasi Pantai, PUPR Bangun Pengaman Pantai Gelora di Sumbawa

Kondisi ini memunculkan kritik tajam mengenai proses perencanaan infrastruktur di wilayah perkotaan. Pembangunan yang mengabaikan kebutuhan nyata warga rentan menimbulkan ironi. Tak sedikit yang mempertanyakan: apakah pembangunan ini sekadar proyek untuk menghabiskan anggaran? Apakah pemangku kebijakan sudah benar-benar mendengar aspirasi masyarakat sebelum memutuskan lokasi pembangunan?

Beberapa warga yang ditemui mengaku kecewa. Mereka berharap, alih-alih hanya membangun, pemerintah kota juga mau mendengar. Relokasi jembatan atau pembongkaran untuk dipindahkan ke lokasi yang lebih strategis dinilai sebagai langkah wajar demi kepentingan bersama. “Yang penting jangan cuma jadi pajangan, tapi benar-benar dipakai warga,” ujar seorang pedagang kaki lima di sekitar lokasi.

BACA JUGA :   Lakukan Pendampingan Audit, Tim Probity Tinjau 4 Proyek Milik DPU Tangsel

Di sisi lain, pemerintah daerah diharapkan tidak alergi untuk mengevaluasi proyek yang sudah terlanjur berdiri. Mengakui kekurangan dan memperbaiki kesalahan adalah bentuk keberanian yang patut diapresiasi. Terlebih, publik semakin kritis dalam memantau setiap pembangunan yang memakai dana negara.

Pemerintah Kota Tangerang Selatan kini memegang peran penting dalam membuktikan bahwa pembangunan tak sekadar memenuhi target fisik. Mendengar aspirasi, merespons kebutuhan, dan memastikan manfaat adalah kunci untuk menjaga kepercayaan publik. Sebab, pembangunan yang berhasil bukan hanya yang tampak megah, tetapi yang benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat.

Apakah pemerintah berani mengambil langkah evaluasi? Jawabannya kini dinanti warga Ciputat dan publik luas yang mendambakan tata kota yang ramah bagi semua. Red/TK

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!