Putraindonews.com – Denpasar | BUMD PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali terus memperluas transaksi menggunakan pembayaran digital (QRIS) di regional ASEAN dengan mulai merambah Thailand, Malaysia, dan Singapura.
“Ini untuk mendorong pembayaran lintas negara yang lebih cepat, lebih murah, lebih transparan, dan lebih inklusif, terutama bagi UMKM,” kata Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma di Denpasar, Jumat (18/8).
Dia menjelaskan penerapan pertama dilakukan di Thailand melalui pengembangan fitur QRIS lintas negara atau cross border sehingga transaksi QRIS dari aplikasi Mobile Banking BPD Bali dapat dilakukan di toko luar negeri.
Setelah di negeri gajah putih itu, QRIS bank milik pemerintah daerah di Pulau Dewata juga merambah Malaysia, dan kini melebarkan sayap di Singapura.
Bank Indonesia, kata dia, sebelumnya meluncurkan standar nasional bagi fitur baru QRIS untuk transaksi tarik tunai, transfer, dan setor tunai di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) atau QRIS Tuntas pada Kamis (17/8).
Hadirnya QRIS Tuntas itu bersinergi dengan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dan perwakilan penyelenggara jasa sistem pembayaran termasuk BPD Bali.
Fitur baru itu juga ditandai dengan uji coba interkoneksi pembayaran antara Indonesia dengan Singapura yang dapat memfasilitasi perdagangan antarnegara secara lebih efisien, khususnya bagi UMKM serta mendorong pertumbuhan pariwisata.
Khusus untuk Bali, lanjut dia, memiliki potensi yang besar bagi pelaku UMKM mengingat Pulau Dewata menjadi tujuan wisata dunia dalam pembayaran melalui QRIS lintas negara.
Selain itu, sebagai langkah cepat pemasaran produk hingga ke ranah internasional termasuk bagi pemegang aplikasi mobile banking Bank BPD Bali yang berwisata ke Thailand, Malaysia, dan Singapura juga dapat menggunakannya untuk bertransaksi.
Ia mengharapkan kerja sama itu akan memberikan lebih banyak pilihan bagi pengguna layanan bertransaksi untuk pembayaran lintas batas sekaligus menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi, inklusi ekonomi dan keuangan digital di Asia Tenggara.
Selain itu mendukung stabilitas makroekonomi dengan mendorong penggunaan mata uang lokal secara lebih luas untuk transaksi bilateral dan mendorong ekonomi ASEAN yang lebih inklusif dan lebih kuat. Red/Nov