China Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5.0 Persen, Harga Minyak di Asia Dibuka Lebih Rendah

***

Putraindonews.com – Jakarta | China menetapkan target moderat untuk pertumbuhan ekonomi tahun ini sekitar 5,0 persen, lebih rendah dari ekspektasi pasar pertumbuhan 5,5 persen pada konsumen minyak terbesar kedua di dunia itu.

Hal itu pun membuat harga minyak di awal perdagangan Asia pada Senin dibuka lebih rendah dari ekspektasi.

Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 50 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 85,33 dolar AS per barel pada pukul 01.47 GMT.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melemah 46 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 79,22 dolar AS per barel.

Prospek pertumbuhan China yang diawasi ketat turun dari target tahun lalu sebesar 5,5 persen dan berada di bawah perkiraan. Sumber kebijakan baru-baru ini mengatakan kepada Reuters kisaran setinggi 6,0 persen dapat ditetapkan.

BACA JUGA :   Presiden Sebut KTT ASEAN di Labuan Bajo Ajang Promosi Destinasi Wisata Indonesia ke Dunia Internasional

Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan pada Minggu (5/3), fondasi untuk pertumbuhan yang stabil di China perlu dikonsolidasikan, permintaan yang tidak mencukupi tetap menjadi masalah yang nyata, dan ekspektasi investor swasta dan bisnis tidak stabil.

Pada saat yang sama, harga minyak kemungkinan akan terpengaruh oleh kenaikan suku bunga di seluruh dunia, karena bank-bank sentral global memperketat kebijakan akibat kekhawatiran kenaikan inflasi. Para pedagang telah mulai mempertimbangkan kenaikan suku bunga di seluruh dunia, tetapi memperkirakan kenaikan yang lebih kecil dari tahun lalu.

Ketua Federal Reserve Amerika Serikat Jerome Powell akan memberikan kesaksian kepada Kongres pada Selasa (7/3) dan Rabu (8/3), di mana dia kemungkinan akan ditanyai apakah kenaikan yang lebih besar diperlukan di negara konsumen minyak terbesar di dunia itu.

BACA JUGA :   Indonesia Pecahkan Rekor Pergelaran Angklung Terbesar

Kenaikan suku bunga Amerika Serikat di masa depan juga kemungkinan akan bergantung pada apa yang diungkapkan oleh laporan penggajian Februari pada Jumat (10/3), diikuti oleh laporan inflasi Februari yang akan dirilis minggu depan.

Selama akhir pekan, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan “sangat mungkin” mereka akan menaikkan suku bunga bulan ini untuk membatasi inflasi. Bank sentral Australia diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Selasa (7/3). Red/HS

***

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!