Indonesia Perbarui Kolaborasi Riset dengan Jepang

Putraindonews.com – Jakarta | Pemerintah Indonesia kembali memperbaharui kolaborasi riset bersama Jepang dengan fokus bidang mobilitas, keanekaragaman hayati, dan manufaktur, untuk meningkatkan kapasitas periset kedua negara dalam memahami berbagai isu serta persoalan terkini.

“Kerja sama mobilitas dalam arti mengirimkan pelajar maupun periset ke sana dan mengundang para profesor serta periset Jepang ke Indonesia untuk memperkuat ekosistem,” kata Kepala Organisasi Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora BRIN Ahmad Najib Burhani di Jakarta, Selasa (25/7).

Pada 25-26 Juli 2023 Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Japan Foundation menggelar simposium internasional yang membahas 50 tahun persahabatan dan kerja sama ASEAN-Jepang.

BACA JUGA :   Tiga WNI Anak Buah Kapal Greg Mortimer Akhirnya Dapat Pulang ke Indonesia

Sejauh ini Indonesia memiliki banyak kajian tentang ASEAN yang telah berlangsung sejak organisasi negara-negara Asia Tenggara itu berdiri tahun 1967. Sedangkan kajian tentang Jepang baru dimulai pada tahun 2001.

Kajian-kajian yang ada di Indonesia saat ini, kata dia, banyak yang masih belum diletakkan pada ranah yang lebih besar karena biasanya kajian itu sangat spesifik, seperti kajian kebencanaan yang Indonesia lakukan dengan Jepang.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko berharap kolaborasi yang dibangun oleh Indonesia dengan Jepang bisa memperkuat mobilisasi periset Indonesia untuk studi ke Negeri Sakura tersebut.

BACA JUGA :   Lamborgini Tunjukkan Kendaraan Listrik Pertama sebagai Crossover

Menurutnya, dulu pelajar yang studi ke Jepang didominasi oleh mahasiswa yang dibiayai oleh pemerintah. Namun, sekarang lebih banyak mahasiswa swasta dengan biaya mandiri, termasuk LPDP, justru melakukan studi ke negara-negara berbahasa Inggris.

“Kami ingin memperkuat lagi (kerja sama), karena Jepang itu salah satu mitra Indonesia yang paling penting. Kita harus mempertahankan dan kalau perlu justru meningkatkan hubungan dengan Jepang melalui tidak hanya mahasiswa, tetapi melalui penerimaan periset, tukar-menukar periset, akademisi, dan sebagainya,” ungkap Handoko. Red/HS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!